Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, June 15, 2015

kencan dengan ''Ibu Pertiwi'' edisi Gunung Kerinci

Gunung Kerinci ( dieja ‘’Kerintjie”) yang sering juga di sebut dengan nama Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci atau puncak Indrapura adalah gunung tertinggi di pulau sumatera, dan gunung berapi tertinggi di Indonesia dan juga puncak tertinggi di indonesia no 2 setelah puncak jaya di Pulau Papua, Guning Kerinci juga merupakan Gunung berapi tertinggi di kawasan Asia Tenggara, Gunung ini berada di kawasan perbatasan antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat, yang dimana berada di kawasan gugus pegunungan Bukit Barisan dan juga sangat dekat dengan pantai barat, lokasinya sendiri berada di jarak 130 KM dari Kota padang, juga merupakan Habitat Harimau Sumatera dan Badak Sumatera, posisinya sendiri berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Sablat (TNKS).
Pendakian Gunung kerinci sendiri memiliki tentangan tersendiri yang harus di coba oleh agan'' dan sista sekalian  yaitu jalurnya yang menantang mulai dari menembus lebatnya hutan di taman nasional kerinci sablat dan juga jalur setapak ( aliran air) yang akan di lewati saat menuju shalter 3 dari shalter 2, dan bonus yang di sajikan di akhir perjalanan yaitu keindahan kebun teh PTPN VI dan danau gunung 7 yang menampakkan diri di apit oleh 7 gunung yang mengelilinginya. itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri di saat dapat menikmati dan mengabadikanya lewat pandangan mata.. :) 
ok langsung saja,,
menapakkan kaki di gunung kerinci merupakan suatu mimpi yang sudah lama ane simpan, dan tak sabar untuk merasakanya di kenyataan, kurang lebih ane memendam keinginan ini selama 1 tahun, ( agan/sista bisa bayangin gimana nyeseknya kalo misal punya suatu keinginan yang di pendamm selama itu, buat ane si ibaratnya  sama kaya nyimpan perasaan cinta terhadap seseorang yang di pendam pendam tanpa bisa mengungkapkanya dan itu selama 1 tahun loh) bayangin aja kalau misalnya ente nyimpan sesuatu tuh selama satu tahun, kalo misal buah, daging atau apa aj itu udah busuk kali ya ( kecuali kalo nyimpan uang di bank, itu bakalan nambah) , hehehhe hehe 

2 kali lebih rencana pendakian ane untuk gunung yang 1 ini selalu gagal, yang pertama itu gagal setelah semua personil ( terdiri dari 6 orang) semuanya mengundurkan diri dan membatalkan perjalanan, tepat 2 hari sebelum waktu hari H eksekusi, dan yang ke 2 juga sama pembatalan yang dilakukan oleh personil juga tepat 1 malam sebelum hari H eksekusi yang ke 2 kali ini alasan pembatalan adalah karna status pendakian gunung kerinci yang di tutup karna adanya musibah yang menimpa seorang pendaki asal pulau jawa, yang mengakibatkan pendaki tersebut harus tutup usia saat menikmati indahnya alam gunung kerinci, hal ini lah yang memunculkan kekawatiran dari teman teman sehingga dengan berat hati yang sangat mendalam, pendakian harus di batalkan, ( sebagai gantinya ane menapaki alam gunung dempo, seperti yang ane ceritain sebelumnya)
   Perencanaan yang berlanjut setelah peristiwa pembatalan hari eksekusi sebelumnya memberikan kami banyak pertimbangan, mulai dari persiapan logistik, tenda dan semacamnya dan yang salah di pendakian kali ini adalah persiapan fisik yang tidak ane lakukan, mengingat peristiwa pembatalan sebelumnya yang membayangi ane, sehingga ane rasanya ga ada semangat untuk persiapan fisik ( ane takutnya kali ini juga kaga jadi,) hehe hehehe periapan untuk pendakian ini juga sempat tertunda beberapa hari dari waktu yang di rencanakan hal ini karna harus menyesuaikan jadwal dengan seorang teman dari kota jambi yang rencananya bakalan menjadi ''ranger'' untuk tim di pendakian kali ini ( mengingat ke 7 orang personil) belum ada diantara kami yang pernah merasakan atau mengetahui rute perjalanan gunung kerinci, setelah yang sebelumnya rencana perjalanan itu di mulai di hari selasa ( 25/5), harus kami tunda hingga hari jumat (29/5) untuk dapat menyesuaikan jadwal dengan sang '' Renger'' dan apesnya di hari jumat sang ''Ranger'' juga tidak bisa menemani, dengan alasan kepentingan yang tidak bisa di tinggalkan, setelah dilakukan perundingan meja bundar dari 7 orang personil kami mendapatkan kesepakatan bahwa akan melakukan pendakian hanya dengan bermodalkan informasi dari internet,( blog, atau situs resmi TNKS) dan informasi yang rencananya sebagai tambahan akan kami kumpulkan dari masyarakat yang bermukim di kaki gunung kerinci  rencananya jika memang harus melakukan pendakian dengan bantuan ''Ranger" kita berenana untuk meminta bantuan ''Ranger'' yang tersedia di home stay, atau pos pendakian di gunung kerinci..
Perjalanan pun di mulai, tepat di hari jumat, 29 mei 2015 pukul 21.00 wib, dengan bermodalkan informasi dari internet kita ber 7 berangat menuju provinsi jambi, ( rute perjalanan, Palembang --> Jambi --> Kersik Tuo) perjalann ke kota jambi kita tempuh dengan waktu 8 jam, dan langsung mencari pengiinapan geratis ( SPBU) sebagai lokasi untuk istirahat, heheh hehehe ( hotel geratis dan murah meriah)
Perjalanan dari kota Jambi kita mulai pukul 10.00 wib setelah selesai prosesi menghantar salah satu personil untuk menemui sang Do'i dan mendapatkan restu untuk perjalanan, kita melanjutkan ke daerah kersik tuo, sang kita tempuh kurang lebih selama 12 jam, sampainya kita di daerah PTPN VI tepat jam 10;15 malam, kita sengaja menuju tempat ini ( perumahan untuk pegawai PTPN VI) karna disana  ada keluarga yang akan di tuju, juga berencana untuk nginap disana, kalau tidak salah nama tempatnya adalah daerah bedeng, ( yang ane ingat waktu belanja logistik nama pasarnya itu Pasar bedeng). itu kira- kira 30 menit menuju pos pendakian ( desa kersik tuo) dan -+ 25 menitan menuju titik pendakian awal).
Perjalanan menuju daerah Bedeng ( PTPN VI) sendiri seharusnya hanya -+8 jam) dan berhubung kru mengalami suatu adegan layaknya film Fast n Farious makanya jadi molor lebih 3 jam,  dan sampainya di kawasan pemukiman karyawan PTPN kita lantas langsung packing semuanya keperluan yang harus di bawa, mulai dari pakaian ganti logistik dan sebagainya supaya agar pakaian atau sesuatu yang sebenarnya tidak di butuhkan tidak usah di bawa, biar beban carriel yang di pakai juga bisa lebih ringan, dan setelah packing selesai kita memutuskan untuk  istirahat mengumpulkan energi yang di butuhkan untuk perjalan  besoknya, yah maklum jarak yang kita tempuh hingga sampai di daerah bedeng ini juga lumayan jauh, dan waktu istirahat juga yang tidak cukup. dengan lhayalann akan keindahan yang di sajikan di gunung kerinci ane mencoba mendapatkan tidur dan membawanya semua ke dalam mimpi, hingga besok paginya kita sampai pada proses persiapan pendakian,
 pagi kira kira jam 06.00 dengan sapaan udara dingin smua personil secara bergantian langsung mandi dan sarapan, hingga jam 07.00 lewat, setelelah semua personil siap kita melanjutkan perosesi Do'a dan setelah itu perjalanan pun di mulai menuju titik pendakian, hamparan hijaunya kebun teh yang tak terlihat ujungnya mulai menemani perjalanan kami, juga tak lupa belaiann udara dingin khas daerah pegunungan yang mulai terasa mengelus elus kulit, 30 menit perjalanan kita sampai di pos registrasi, setelah registrasi selesai kita lanjut menuju titik pendakian, namun ada hall yang unik di saat kita melakukan registrasi ( pendataan)  yaitu adanya selebaran yang harus kita tanda tangani, yang isinya yaitu suatu kaya sebuah perjanjian gitu, pendakian hanya bisa di lakukan sampai Shalter 2 dan setelah itu jika menuju melewati Shalter 2 segala resiko pendakian  di tanggung oleh pribadi masing masing, tanpa ada tanggung jawab dari pihak TNKS dan yang membuat hal ini makin serem adalah di sertakanya sebuah matrai 6000, ( bayangin aja kalau misal ada yang mengalami musibah di shalter 3 atau di tempat lainya pas lewat shalter 2 apa bakalan di biarin kali ya, hahah haha haha)
namun itu buat ane si hanya sebagai pengingat bahwa dari shalter 2 ke puncak itu merupakan daerah yang rawan terjadi  kecelakaan atau sebagainya, dan di buat begitu supaya para pendaki semakin waspada jika sudah melewati shalter 2.

setelah kita sampai di titik awal pendakian  kita di sambut oleh salah satu tim yang menurut penuturanya berasal dari dinas pariwisata provinsi jambi, setelah puas bercerita kesana kemari seputar pendakian gunung kerinci, dan juga menyelesaikan prosesi foto bareng, kami lanjut dengan prosesi Do'a dan pamitan dan meminta Do'a kepada kelompok tersebut sebagai bekal kami di jalan :) :)

Pendakiann pun di mulai...
Menuju Pintu RImba

Dari tempat pemberhentian transport kami,  perjalanan langsung kami lanjutkan hamparan perkebunan masyarakat yang di dominasi oleh tanaman tanaman sayuran mulai menemani langkah kami, ( tanaman budidaya masyarakat khas datarann tinggi)  dan sesekali bertemu dan tegur sapa dengan para petani disana, tak jarang para petani tersebut memberikan ucapan selamat berjuang, dann Doa kepada kami, setelah 15 menit berjalan kami pun sampai di suatu bangunan yang menyerupai seperti Gapura bangunan ini kira kira berjarak sekitar 50 M dari pintu rimba, disini juga kami tak lupa untuk berfoto ria sejenak dan ber istirahat. setelah selesai  perjalanan  kami lanjutkan menuju pintu rimba gunung kerinci, yang merupakan titik awal sebelum menembus lebatnya hutan yang tak jelas ujungnya dimana dan juga merupakan batas antara kawasan hutan dengan ladang pertanian warga,. dari informasi yang di kumpulkan oleh tim selanjutnya dari pintu rimba pemberhentiann selanjutnya adalah pos 1 ( pos bangku panjang)  di pintu rimba  kami hanya berhenti sejenak dan tak kurang dari 5 menit pendakian kami lanjutkan kembali berhubung ini masih awal pendakian jadi semua personil masih kuat dengan komposisi tenaga yang masih full, dari pintu rimba menuju pos 1 kami
Menuju Pos 1 ( Pos bangku Panjang)
jalur pendakian menuju pos 1 ini masih bisa dibilang cukup landai dan di kelilingi oleh hutan heterogen yang lebat, lebatnya hutan heterogen yang ada di jalur pendakian menyebabkan sinar matahari serasa enggan untuk dapat langsung menyinari permukaan tanah, yang dimana mungkin hal ini yang menyebabkan kondisi tanah lembab dan berlumpur di sekitar jalur pendakian, tak jarang juga genangan air  dapat di jumpai, udara dingin mulai terasa menyentuh permukaan kulit, walau waktu itu juga kondisi cuaca sangatlahh cerah, namun dinginya udara khas pegunungan sangat terasa mengelus elus permukaan kulit. dari pintu rimba menuju pos bangku panjang tak terasa 30 menit terlewati di sini kami berhenti sejenak, untuk beristirahat dan bercerita ketawa ketiwi, sesekali tanpa sadar diantara kami satu persatu keluar ucapan memuji keindahan yang di ciptakan oleh sang kuasa, dan ane juga tak lupa memberi kabar kepada sang Do'i kalau mungkin tidak bisa bisa berkomunikasi mengingat karna sebagian gunung itu sangat susah untuk mendapatkan jaringan oprator seluler, perjalanan ane lanjutkan sambil nelpon dengan si Do'i bercerita kesana kemari dan berharap suatu saat nanti kita bisa melakukan hal ini ( mendaki) bersama sama,  selama 20 menit telponan mungkin s Do'i tak kuasa mendengar suara nafas ane yang terdengar kejar kejaran akhirnya dia menyarankan agar ane lanjut perjalanan dulu dan nanti jika masih ada jaringan kita lanjut ngobrolanya setelah selesai itu di tengah jalan kami di sambut oleh  sekelompok si Amang Symphalangus syndactylus) atau kera Hitam juga ikut memberikan sambutan kepada kami pada saat memasuki kawasan hutan menuju pos 1 dari pintu rimba, dan hal ini juga memancing perhatian kami untuk beristirahat sejenak menyaksikan adegan akrobatik dari kelompok siamang tersebut, setelah merasa puas dengan atraksi yang di tampilkan kami melanjutkan perjalanan, sambil bercerita dan tertawa kami  dan beberapa menit kemudian  tak terasa kami sudah berada di pos 1 disini kam beristirahat sejenak.

Menuju Pos 2,


di perjalanan menuju pos 2 juga masih terbilang sama dengan perjalanan sebelumnya menuju pos 1, kondisi rute jalan yang masih landai dan juga hutan heterogen yang mendominasi, jarak tempuh dari pos 1 ke pos 2 sendiri adalah selama 1 jam, suara burung yang berkicau seolah menyanyikan sebuah lagu masih terus menemani perjalanan kami, tak terasa 45 menit sudah berlalu dan kmi pun sampai di pos 2, di pos 2 ini kami tidak ber istirahat, hanya berhenti sejenak untuk menunggu rombongan yang masih tertinggal di belakang, dan setelah rombongan ini sampai perjalanan langsung kami lanjutkan, di pos 2 ini tidak terdappat pondokan hanya terdapat lokasi tempat duduk yang terbuat dari batu, hal ini mungkin karna menurut informasi yang kami dapat dari internet bahwa di sekitaran jalur antara pos 1 sampai dengan pos 2 merupakan jalur perlintasan dari harimau sumatera, mungkin hal ini yang menyebabkan di pos 2 ini sengaja tidak di dirikan tenda.. ( masuk akal,,, :) bayangin kalo misalnya di sini di buat pondokan, mungkin ada yang nge camp ( nginap) di sini dan bangun bangun udah jadi santapan si loreng kuning hitam, ( ga lucu banget, Horor si ia), mengingat hal itu juga sehingga kami memutuskan untuk tidak berlama lama di sini, istirahat juga sengaja di tunda.


Menuju Pos 3

Di perjalanan menuju pos tiga dominasi hutan masih menghiasi perjalanan, namun yang membuat mulai berbeda adalah kondisi track jalanya yang mulai menanjak, dan di perjalanan menuju pos 3 kami tak jarang memutuskan untuk ber istirahat, yah, di pos 2 itu tadi kan ga istirahat, jadi di perjalanan menuju pos 3 kami beristirahat ( mengganti waktu istirahat) yang tertunda di shalter 2, suara hembusan nafas yang mulai berlomba terdengar keluar dari hidung dan mulut kami, walau udara dingin namun keringat mulai bercucuran, setelah selesai istirahat ( ngumpulin energi dan minum) perjalanan kembali kami lanjutkan, selama 1 jam lebih perjalanan kami mulai sampai di pos 3, disini kami istirahat lumayan lama berhubung karna posisinya juga hari sudah mulai melewati siang, dan perut yang mulai memberikan isyarat kalau kumpulann cacing di dalam perut sudah mulai meminta sesuatu untuk di masukkan ke dalam kandang mereka, heheh.. hehhe.. maka kami memutuskan untuk beristirahat disini, dan mengeluarkan bekal makanan roti gandum yang kami bawa, pada saat kami sedang asik menikmati santapan roti yang lumayan enak ( enak jika di gunung pastinya) seekor tupai mulai mendekati kami, seakan mengatakan kalau sang tupai juga ingin mencicipi bekal yang kami bawa, dan setelah menyaksikan sang tupai mendekat kami langsung berbagi bekal makanan, pertama hanya 1 ekor tupai yang terlihat, namun mungkin karna tupai tupai yang lain mencium bau makanan maka datang juga segerombolan tupai, yang membuat kami keasikan untuk memberi mereka semua makanan, dan tak lupa kami juga mengabadikan gambar dari tupai tupai yang sangat jinak tersebut. setelah selesai semuanya prosesi makan dan memberi makan, ( rotinya sudah habis) juga proses pengambilan gambar selesai, kami melanjutkan kembali perjalanan  menuju shalter 1 ( menurut informasi yang kami dapat seperti itu)

Menuju Shalter 1

perjalanan menuju shalter 1 mulai meemberikan tantagan yang cukup banyak menguras tenaga, jalanan yang terjal dan kontur tanahnya yang licin memberikan banyak perhatian kami untuk dapat mencari tempat pijakan kaki yang dapat memberikan kenyamana kepada kaki kami untuk mendapatkan pijakan , ''ya ga lucu juga dong kalau misalnya lagi jalan ni, kepeleset terus di timpa carrier yang lumayan berat' 
tak jarang juga kami harus mencari akar akar pohon untuk mendapatkan pegangan agar bisa stabil untuk berjalan.
jalanan yang menanjak terus mendominasi hingga sampai di shalter 1 hanya terdapat track landai yang mungkin hanya berjarak sekitar 3m di depan, dan selebihnya kembali ke kondisi rute semula yaitu jalanan yang menanjak, dan di perjalanan sebelum sampai di shalter 1 ini kami di kejutkan oleh sekelompok anak anak kecil ( penduduk di sekitar desa kaki gunung kerinci) berlari mendahului kami sontak saja hal ini membuat dari ke 7 orang personil terperangah dan kagum,  dan terlihat di wajah mereka roman wajah yang ceria, hal ini berbeda 170 derajat dengan kondisi kami yang mulai kelelahan, bahkan untuk berbicara saja saat itu terasa sangat malas itu mungkin karna udah terlalu kelewat lelah, namun melihat hal tersebut ( anak kecil yang berlari) kami tak mau kalah juga dong sambil mencoba untuk tertawa kami melanjutkan perjalanan, sambil bertanya kepada kelompok anak kecil tersebut mengenai jarak untuk sampai di shalter 1, namun sambil berlari mereka menjawab kalau shalter 1 itu sudah tinggal 15 menit di depan, dan benar saja 15 menit berlalu kami mulai sampai di shalter 1,
di sini kami bertemu dengan teman teman pendaki yang berasal dari padang, setelah meletakkan beban yang tertempeel di pundak kami mulai bercengkerama dan bersalaman dengan merekarita lucu mulai kami dengar keluar dari perbincangan kami tersebut yang mengundang suara ketawa yang mulai terdengar asik..
di shalter 1 ini aku mencoba mencari tempat yang lumayan lapang untuk dapat menikmati keindahan perkebunan teh dan juga desa desa yang ada di sekitar kaki gunung kerinci, sambil mendekati kelompok anak kecil yang kami temui tadi, aku bertanya banyak kepada mereka, mulai dari nama, asal, sekolah dan juga pastinya bertanya tentang rute perjalanan selanjutnya, setelah itu kami pun mulai tertawa, apalagi dengar guyonan dari kelompok ''Si Bolang'' tersebut.

Menuju Shalter 2
setelah istirahat panjang selesai dan kami melanjutkan perjalanan kami kembali, hampir 30 menitan kami beristirahat di shalter 1 ini, yang mengakibatkan ane sudah merasakan kedinginan, mengingat kondisi badan yang mulai merasa dingin ane memutuskan untuk mengajak para personil kembali melanjutkan perjalanan, dan juga posisinya disini hari sudah mulai sore, dan dari cerita teman teman pendaki yang kami temui kalau kondisi track antara shalter 1 menuju shalter 2 itu lumayan jauh dan menanjak, hal ini juga yang menjadi pertimbangan kami untuk sesegera mungkin melanjutkan perjalanan. hingga sampai di shalter 2 kami membutuhkan waktu kurang lebih 3,5 jam, dan sesekali di perjalanan kami di iringi untuk beristirahat karna kondisi badan yang mulai kelelahan,
dan di perjalanan ane mulai ketinggalan di belakang, karna harus mengiringi seorang personil yang mengalami cedera kaki ( otot kaki keram) hal ini juga yang membuat kami berdua harus berjalan dengan santai tak jarang hanya berjalan 30 meter kami langsung istirahat, karna personil yang mengalami cedera tersebut mengungkapkan kalau dia sudah mulai tidak kuat untuk berjalan.
namun dengan kata kata penyemangat yang terus di berikan dann motivasi diri dia yang besar kalau menurut ane akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan walau juga harus dengan pelan dan santai, panggilan dari walki talki terus ane lancarkan untuk meminta personil yang di depan agar memperlambat gerak mereka, setelah 30 menit berjalan kami berhasil menyusul personil yang tadinya di depan,, mereka sedang beristirahat untuk mengambil air di sebelah kiri rute, dan sesampainya di sana ane langsung menyusul 2 orang teman yang sedang mengambil air tersebut mengingat wadah air minum yang ada sama anne juga udah mulai kosong, dan kondisi shalter 2 yang kami tak tau jaraknya udah seberapa dekat untuk bisa sampai disana.
setelah selesai mengambil air ternyata keputusan di buat oleh teman teman yang lain untuk 2 orang lebih dulu berangkat, yaitu untuk membawa tenda dan logistik karna dari cerita yang kami dapat kondisi camp di shalter 2 ini tak bisa menampung banyak orang, dan pada saat itu juga banyak pendaki yang melakukan pendakian berbarengan dengan kami, otomatis harus berebut tempat untuk mendirikan tenda.
dengan pelan pelan ane dan teman yang tertinggal di belakang memaju langkah dan sesekali kami pun lanjutkan dengan istirahat di tengah jalan ane bertemu dengan kelompok pendaki yang nge camp disana , sempat terfikirkan oleh ane kalau tempat itu adalah shalter 2 namun ane ternyata salah besar, hal ini ane sadari setelah beristirahat beberapa menit disana dan ane tak melihat 2 personil yang tadi memutuskan untuk duluan hingga shalter 2, dan akhirnya ane sadar kalau itu ternyata shalter bayanggan sebelum shalter 2 seperti yang di ceritakan sebelumnya oleh rekan pendaki yang berasal dari sumatera barat yang kami temui di shalter 1 sebelumnya dan ane lanjutkan kembali perjalanan setelah rekan yang di belakang berhasil menyusul ane dan tak beberapa lama kemudian tak terasa kami mulai sampai di shalter 2, dan terlihat wajah personil yang 2 orang di depan tersenyum menyaksikan kedataangan ane setelah membalas senyuman tersebut  ane langsung melepas carrier yan menempel di pundak dan beristirahat, 15 menit berlalu sambil menunggu teman yang di belakang ane, kami langsung melakukan perundingan, karna kondisi camp di shalter 2 yang sudah penuh dan hari yang sudah mulai memasuki malam. dan pertimbangan lainya adalah jika nginap di shalter 2 itu di butuhkan kurang lebih 3-4 jam untuk sampai di puncak.
setelah selesai diskusi maka di dapat kesimpulan kalau pendakian akan kami lanjutkan hingga shalter 3 dan nge camp disana.

Menuju Shalter 3.
setelah beristirahat yang lumayan cukup di shalter 2 kami langsung mengelurkan semua perlengkapan untuk malam hari, seperti head lamp jaket dan pastinya pikiran yang bersih, kami melanjutkan kembali perjalanan menuju shalter 3 perjalanan menuju shalter 3 ini sangat dan sangat lah menguras energi dengann kondisi track yang setapak dan merupakan jalur lintasan alirann air, dan juga di dominasi oleh vegetasi tumbuhan yang rapat dan juga track yang menanjak dan tak jarang harus meraih akar, dahan atau batang pohon untuk di pegangi dan sesekali tracknya juga harus memanjat tebing yang di lapisi akar pohon. hal ini di dominasi di perjalanan menuju shalter 3,  ini yang membuat track pendakianya itu berbeda dengan gunung dempo yang sebelumnya ane post, namun disinilah tantangan untuk mencapai puncak kerinci, di blog yang saya baca sebelumnya juga ada yang bercerita bahwa disini pernah ada pendaki yang kehilangan nyawa akibat kedinginan karna kehujanan, hal ini menambah perasaan was was di fikiran ane, 1 jam kurang berlalu kami masih berada di antara lubang tanah yang menyerupai parit akibar di kikis oleh aliran air, dan teman yang cedera tadi juga masih mengeluh kesakitan, namun setelah berhenti dan tah ada dorongan semangat apa yang di terima si kawan, akhirnya tanpa di sangka sangka dia mulai semnagat untuk berjalan seolah tak pernah terjadi apa apa dengan dirinya, dan sesuai permintaanya ane berada di depan untuk mencari track yang nyaman untuk di jejali dan disusul oleh sang teman ini..

lebih 2 jam kami berada diantara akar akar pohon yang kelihatan akibat di kikis oleh aliran air, dan akhirnya kami sampai di pos ( shalter) bayangan, disini juga ada yang ngecamp namun posisinya tak dapat menampung banyak orang, dan yang hampir membuat saya ketakutan disini adalah ulah seorang pendaki yang tak saya ketahui bentuk wajah dan asalnya dari mana,  kalau menurut ane ini sangat iseng dimana kondisinya hari itu sudah malam kira kira jam 08.00 malam, si orang ini duduk di atas pohon, sekilas ane ngeliatnya ane kirain itu hantu, dan setelah ane perhatikan dan mengarahkan cahaya head lamp ke mukanya akhirnya dia berteriak manyapa dan mengarahkan cahaya headlamp nya ke arah ane yang sebelumnya dia matikan, melihat cahaya tersebut ane akhirnya lega ( bahwa ternyata itu bukan hantu) akhirnya ane melanjutkan kembali perjalanan dan 1.5 jam kemudian sampai di shalter 3 disini ane langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda, maklum saja kondisi medan yang lumayan curam maka posisi tenda tak bisa berdekatan antara 1 dengan yang lain, berkat rekomendasi dari teman teman pendaki yang sebelumnya kami temui di shalter 2 bahwa sebelah tenda mereka masih ada tempat yang kosong dan bisa di gunakan untuk mendirikan tenda, akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda di sana. tak terasa kalau ternyata kami sampai di shalter 3 itu dan setelah mendirikan tenda itu sudah pukul 22.: 00 malam lewat
selesai membersihkan lokasi untuk tenda kami lantas mendirikan tenda di sana, dan langsung di bagi 2 tugas, yaitu ada yang mendirikan tenda, memasak makan untuk makanan malam, setelah selesai mendirikan tenda ane lantas mencari kayu bakar untuk dapat membuat api unggun untuk menghangatkan badan,
di tengah hangatnya api unggun yang mulai menyala kami berkumpul mengelilinginya dan sambil membuat makan malam kami bercerita dan tertawa mendengar pengakuan kami satu persatu akan kegilaan track yang kami lewati mulai pendakian dari awal hingga sampai di shalter 3 tersebut dan tak terasa makan malam kami pun akhirnya selesai di masak dan langsung di santap ( mumpung masih panas)  dan sambil makan hingga selesai kami terus bercerita dan  cerita terus berlanjut hingga pukul 02;00 dini hari, dan setelah itu kami semua bergegas tidur  mengumpulkan energi untuk pertempuran selanjutnya untuk sunrise attack besok pagi pastinya, "selamat istirahat, tidur tidur ayo kita tidur" .. :) :)

foto  di shalter 3 sebelum perjalanan menuju tugu yuda
Menuju Tugu Yuda

perjalanan menuju tugu yuda dari shalter 3 itu sangat sesuatu banget pokoknya, kali ini bukan kata teman teman pendaki, atau juga informasi yang kami kumpulkan, baik dari internet ataupun juga dari warga, namun kali ini benar benar nyata di saksikan oleh mata, bagaimana rute selanjutnya yang akan di tempuh, karna memang shalter 3 ke puncak rute jalanya sudah kelihatan, ini di karnakan dari shalter 3 ke tugu yuda ataupun ke puncak, itu tidak ada tumbuhan yang menghalangi pandangan mata, namun semuanya adalah bebatuan dan kerikil yang terpampang, dan bisa agan/sista bayangin bagaiman perjalananya, sangat waow pokoknya deh tracknya..
perjalanan kami mulai setelah selesai Do'a untuk keberangkatan menuju puncak, demi keselamatan dan klancaran perjalanan tentunya, setelah itu acara jargon, teriakan jargon yang keras terasa memacu adrenalin untuk langsung berangkat..
kesepakatan awal semuanya berangkat, namun masih 5 meter meninggalkan tenda, salah satu personil yang kakinya ceddera sebelumnya memutuskan untuk tinggal di tenda untuk beristirahat,
perjalanan kami lanjutkan dengan hanya beranggotakan 6 orang personil sebelum berangkat kami harus mencari sumber air dulu untuk bekal air minum di puncak, setelah selesai mengambil air minum perjalana kami lanjutkan..
sekitar 20 menit berjalan kami putuskan untuk istirahat karna memang sangat lelah untuk menjajal treck yang bisa di bilang puncak perjuangn ini, nafas yang memburu bukan merupakan bunyi yang asing terdengar oleh kuping, karna memang mulai dari awal pendakian kami harus berjuang..
perjalanan kami lanjutkan setelah puas ber istirahat, tanah yang berpasir bercampur kerikil dan bebatuan yang mungkin bisa lepas dan menggelinding jika tidak hati hati menemani perjalanan kami, setelah sangat lelah dan kurang lebih 1 jam lewat kami berjalan akhirnya kami sampai di tugu Yuda, pencapaian hingga tugu yuda merupakan suatu hal yang sangat membanggakan untuk saya, mengingat betapa sulit medan yang di hadapai..

Tugu yuda, Menuju Puncak
Tugu Yuda adalah titik pemberhentian terakhir sebelum sampai di puncak, kondisinya lumayan landai, namun track landainya hanya sedikit kurang lebih 5o m, Tugu yuda sendiri merupakan monumen untuk mengenal seorang pendaki yang hilang di tempat tersebut, dan sampai sekarang belum di temukan. ya, nama pendaki tersebut adalah YUDA , kejadian ini sudah sangat lama menurut tanggal yang tertulis di monumen tersebut adalah sekitar tahun 80-an..
setelah beristirahat sejenak, kami lanjutkan kembali perjalanan yang tersisa hanya sedikit, namun medanya jugga masih sangat terjal, bahkan lebih curam di bandingkan dengan rute pada saat menuju tugu yuda, namun melihat pencak yang sudah dekat menjadi motivasi sendiri buat saya, rasa ingin segera sampai di puncak tak hentinya menderu di fikiran ane, yang menambah semangat ane.
30 menit perjalanan menembus medan berbatu dan kerikil akhirnya ane sampai di puncak, dengan perasaan haru saya memanjatkan Do'a syukur kepada sang kuasa..
hal ini merupakan mimpi saya yang sudah lama tertunda, dan pada waktu itu, ment itu detik itu semuanya menjadi kenyataan, ingin rasanya saya berlama lama menikmati pemandangan di puncak gunung kerinci tersebut. namun udara dingin dan arah angin yang mulai berubah yang mengakibatkan aroma gas belerang sudah sangat menyengat di hidung maka kami percepatt semua kegiatan kami di puncak kerinci ( seperti foto'' dan tulis tulis nama untuk oleh oleh pulang) 1 jam lewat kami berada di puncak dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang kembali ke shalter 3.


Narsis di 3805 mdpl

Perjalanan pulang ke shalter 3 sendiri kami tempuh dengan waktu yang lebih cepat di bandingkan dengan saat berangkat menuju puncak, hal ini karna kondisi rute yang menurun, jadi bisa berlarian pas turunya, namun walau demikian, konsentrasi dalam menentukan pijakan harus tetap di lakukan, mengingat kondisin medan yang berbatu, jika salah pijakan bisa bisa nyungsep deh nyium batuan..
pada saat di puncak kita barengan dengan rombongan pendaki yang berasal dari jakarta, namun rombongan ini duluan untuk turun kembali ke shalter 3 kita kira 20 menitan di depan kami, namun pas saat jalan kami malah mendahului mereka tepat sebelum mereka nyampe di tugu yuda dengan heran dan kepala geleng geleng mereka menyaksikan kelakuan kami yang hampir sama kaya phisikophat pada saat menurun, sampai di tugu yuda istirahat sebentar, dan langsung di lanjut kembali, hingga sampai di shalter 3 kami hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam, hal ini sangat berbeda dengan waktu naik ke puncak .
sesampainya di shalter 3 kami langsung menyiapkan makanan untuk siang ( berhubung tadi juga paginya ga sarapan) jadi kondisi perut sudah sangat kosong, lanjut dengan proses ngambilan air sebelum masak, setelah ngambil air selesai, maka kami langsung masak, setelah itu baru packing barang dan bongkar tenda, dan kira kira pukul 14.00 kami memutuskan untuk turun kembali menusuri jalanan menurun gunung kerinci, yaitu arah berlawanan dari perjalanan sebelumnya
dan sampai di kaki gunung itu kira'' jam 10.00 malam, perjalanan menjadi sangat lama karna mulai dari shalter 2 menuju shalter 1 cuaca mulai berubah yang tadinya cerah tiba tiba datang hujan gerimis, dan akhirnya hujan tersebut menjadi sangat lebat pada saat kita berada di pos 3 hal ini lah yang membuat kita harus menunggu lama sebelum melanjutkan perjalanan, dengan hati hati kami mulai menembus jalan yang berkubang yang ada di sepanjang rute perjalanan tak jarang juga diantara kami ada yang terpeleset namun tak menghalangi perjalanan kami karna tak aa yang cedera, jam 10.00 kami sampai di pintu rimba, angkutan yang sebelumnya kami telpon sudah menanti kedatangan kami di sana, yaitu salah seorang penduduk yang menjaga pos terakhir sebelum melakukan perjalanann ( bukan Pos di R 10) , setelah semua personil siap dan tiba di titik penjemputan, akhirnya kami pulang kembali ke rumah ( rumah keluarga yang di sana, bukan rmh kami) :) :) , dan sampai di sana kira kira pukul 23.00 malam hari..
langsung bersih bersih badan dan semua personil menuju tempat tidur secara teratur ( satu per satu) karna mungkin akibat kelelahan, dan pertimbangan lainya adalah perjalanan besok harinya yang di rencanakan seperti awal perjalanan akan menjejaki kembali puncak gunung 7, untuk menyaksikan misteri keindahan alam yang di tawarkan oleh gunung tersebut..

SELESAI 


pendakian Gunung Kerinci hanya ada 1 jalur yang dapat di gunakan, karna memang hanya 1 jalur yang ada..
sumber air tersedia hampir di setiap shalter dan setiap pos, 
di Pintu rimba, lokasi air kuranng lebih berjarak 200 m kesebelah kiri
di pos 3 juga masih dengan arah yang ke sebelah kiri, yaitu kira kira 150 m, disini terdapat aliran sungai yang akan ber air di saat musim hujan
shalter 1 juga masih ke arah kiri. dengan jarak kurang lebih 100 m
shalter 3 itu sumber air ada di sebelah kiri dan kanan jika membutuhkan air dalam jumlah yang banyak saran ane si lebih baik mengambil air di sumber yang sebelah kanan, namun jaraknya semakin jauh dan posisi medan yang terjal, jadi hati hati gan, 
sumber air si shalter 3, kira kira 100 m ke kiri, dan yang di sebelah kanan berjarak 300 m ke kanan, mungkin saja jarak itu lebih,,

Pendakian menuju puncak sebaiknya dilakukan pada pagi hari, pertimbangan sebelum jam 10 sudah turun kembali dari puncaknya.. karna diatas jam 10 posisinya angin berubah dan bau gas belerang akan sangat menyengat.




2 comments:

Unknown said...

Mantap kel tulisenndu e bg, menginspirasi ras pe erlajar arah pengalamenndu. Mbera2 seh ka kari aku jah bg :D

JUNAIDI TAMBAK said...

pasti bg, adina lit sura sura dakam pasti terlaksana :) si penting ula lupa ersura sura
smoga baci secepatna km ndedehken nahi ku puncak gunung kerinci :) amin

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages