Post Top Ad

Your Ad Spot

Tuesday, April 19, 2016

sejarah Pengelolaan Hama Terpadu PHT

Sejarah PHT

Pengelolaan hama terpadu ( PHT) atau di dunia internasional di kenal dengan istilah The Integrated Pest Management (IPM) merupakan suatu konsep pengelolaan  pertanian yang berbasis ekosistem yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, di Indonesia PHT umum dikenal dengan Pengendalian Hama Terpadu namun sebenarnya jika di lihat dari pengembangan konsep The Integrated Pest Management (IPM) atau pengelolaan hama terpadu merupakan kelanjutan atau peningkatan dari konsep Integrated Pest Control (IPC) atau jika di artikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah pengendalian hama  terpadu, dengan kata lain sebenarnya jika kita cermati sebenarnya konsep atau pengertian PHT yang berkembang di Indonesia sendiri tertinggal dari konsep atau arti PHT yang di kembangkan di negara maju seperti amerika, Australia dan negara negara lainya, yang membedakan antara kedua konsep ini adalah penggunaan pestisida sebagai pengendali hama, jika di dalam konsep pengendalian hama terpadu kita masih bisa menggunakan pestisida namun harus dengan dosis, cara penggunaan yang tepat, dan biasanya digunakan pada saat populasi hama berada di atas ambang ekonomi. namun berbeda dengan pengelolaan hama terpadu yang merupakan perkembangan pemahaman dari pengendalian hama terpadu, dimana pengendalian hama dilakukan hanya dengan memenfaatkan kondisi ekosistem, misalnya pengendalian menggunakan musuh alami, pengendalian dengan memodifikasi ekosistem dann yang lainya tanpa ada penggunaan bahan kimia pertanian walau dalam jumlah yang sedikit sekalipun.
konsep PHT sendiri sebenarnya sudah jauh di terapkan oleh manusia pada masa lalu, hanya saja penamaan akan system pertanian yang mereka lakukan masih belum di sebutkan namanya, hal ini bisa kita buktikan dengan menelusuri sejarah kapan pestisida kimia pertanian itu mulai di temukan dan di gunakan, namun sebelum hal tersebut di temukan di kenal dengan istilah masa prapesstisida yaitu masa dimana system pertanian masyarakat masih mengandalkan kondisi lingkungan dan pemahaman yang terbatas akan prilaku serangga hama, hal ini sudah dilakukan oleh manusia ( bangsa china) pada 3000 tahun yang lalu, pada tahun 2500 SM bangsa sumeria sudah  menggunakan  sulfur untuk menggendalikan serangan hama tungau ( Flint dan van den Bosch 1990).
Penggunaan atau penemuan pestisida sebagai pengendali hama terjadi di antara tahun 1940-an sampai dengan tahun 1960-an pada saat itu dimulai dengan penemuan dan penggunaan insektisida diklor difenol trikloroetan ( DDT), fungisida ferbam, dan herbisida 2,4 D ( Flint dan Van den Bosch 1990). Selama kurang lebih 10 tahun setelah penemuan ini pestisida menjadi bagian yang tak terlepaskan dari proses kegiatan pertanian terutama untuk pengendalian serangan hama, pada saat ini pengendalian OPT tidak memperhatikan perkembanan pemahaman akan biologi hama, yang menjadi masalah utama adalah keberadaan hama yang menggangu pertanian, dan para petani ingin tanaman mereka terbebas dari yang namanya hama sehingga para petani melakukan aplikasi kimia pertanian secara terjadwal dan terus menerus, masa ini disebut dengan istilah masa optimism.
Pengelolaan hama terpadu (PHT) sendiri di masyarakat mulai di kembangkan pada tahun sekitar 1960-an dimana setelah pandangan masyarakat mulai berubah terhadap pestisida yang selama ini di gunakan untuk pengendalian hama, masalah kesehatan dan kelestarian lingkungan menjadi factor utama yang mengakibatkan masyarakat mulai khawatir terhadap aplikasi pestisida hal ini juga sangat berkaitan dengan salah satu buku yang di ciptakan oleh carson (1962) yang berjudul Silent Spring yang membuat masyarakat mulai ragu akan keamanan penggunaan pestisida buku silent spring ini sendiri bercerita tentang tangisan kelahiran bayi dari gerakan peduli lingkungan, dalam buku ini yang di bahas adalah DDT yang menyebabkan pencemaran lingkungan pada saat itu, dan berdasarkan data yang di dapatkan di lapangan menunjukan bahwa penggunaan pestisida dari berbagai jenis merusak kelestarian lingkungan baik biotik maupun abiotic oleh karna dampak dari pestisida tersebut masyarakat dunia menginginkan sistem pengendalian lain selain penggunaan pestisida.
Semula perhatian para ahli hanya terjutu pada penggabungan antara pengendalian hayati dengan pengendalian menggunakan kimiawi, hal ini tujuanya yaitu agar pengendalian hama tersebut dapat efektif namun minim pemakaian pestisida, pada tahun 1956 Barlet mengajukan sebuah gagasan tentang integrated control yang memadukan antara prinsip pengendalian hayati dengan pengendalian kimiawi, dan pada tahun 1959 gagasan dari Barlet tersebut di lengkapi oleh Stern dan teman temanya dari universitas California menjadi konsep yang kemudian di kenal dengan Integrated Pest Control (IPC) atau pengendalian hama terpadu. Pengunaan pestisida hanya di gunakan pada saat populasi hama berada diatas suatu aras populasi hama, yang dinamakan dengan ambang ekonomi (AE) jika popuasi berada di bawah ammbang ekonomi maka pengendalian dengan menggunakan pestisida tidak perlu dilakukan karna dengan pengendalian scara hayati masih dapat untuk penanggulangan hama. Pestisida hanya di gunakan pada saat populasi hama berada melebihi ambang batas ekonomi,
Sejak tahun 1970 konsep integrated pest control (IPC) berkembang menjadi konsep Integrated pest management ( IPM) atau pengelolaan hama terpadu, pengelolaan hama sendiri memiliki cakupan yang lebih luas di bandingkan dengan pengendalian hama terpadu. Pengelolaan hama terpadu dalam perakteknya tidak hanya mengandalkan satu tehnik pengendalian seperti pengendalian hayati, namun pengelolaan hama terpadu memadukan atau menggabungkan semua tehnik pengendalian secara optimal dengan memperhatikan kondisi ekosistem dan system social ekonomi ekonomi dan budaya setempat. Dalam perakkteknya di lapangan seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya PHT ( pengelolaan hama terpadu ) tidak hanya tergantung atas satu jenis pengendalian namun semua tehnik pengendalian harus di gunakan dan di padukan dengan tujuan supaya populasi hama dapat di tekan dan berada di bawah ambang ekonomi ( AE) tehnik pengendalian yang dimaksudkan di gabungkan tersebut antara lain adalah tehnik pengendalian secara fisik, pengendalian secara budidaya, pengendalian mekanik, penggunaan varietas tanaman resistenn hama dengan adanya tehnik pengendalian ini maka di harapkan ketergantungan masyarakat akan pestidida dapat di tekan.



No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages