Organisme
Tanah
Organisme
tanah atau yang sering di sebut juga dengan biota tanah adalah semua mahluk
hidup yang berukuran mikro atau kecil atau pun yang berukuran makro atau besar,
baik hewan atau fauna maupun tumbuhan atau flora yang dimana fase hidupnya
sebagian atau seluruhnya berlangsung di dalam tanah, walau mahluk hidup atau
organisme tanah ini posisi atau habitatnya berada di dalam tanah namun mereka
sendiri memiliki peranan yang sangat besar untuk mahluk hidup di atas tanah,
terutama untuk tumbuhan. Peran dari organisme tanah yang sangat besar tersebut
adalah untuk dekomposisi bahan organic ( baik seresah pohon, daun, hewan atau
manusia yang tidak bernyawa) , distribusi atau pencampuran bahan organic serta
juga berperan dalam pengendalian pathogen yang menyerang tanaman khususnya
untuk pathogen yang ada di dalam tanah, sehingga organisme tanah ini dapat di
katakan memiliki peran yang sangat besar
Organisme
tanah sendiri di dalam rantai makanan memiliki kedudukan yang paling tinggi
walau ukuran mereka sangat kecil, posisi organisme tanah sendiri di dalam
rantai makanan berada diatas semua mahluk hidup yang sangat buas, karna peran
organisme tanah yang dimana sebagai pengurai jadi bisa di bayangkan bagaimana
keadaan bumi sekarang jika tanpa ada organisme tanah bisa di bayangkan semua
mahluk hidup yang sudah mati, baik itu hewan yang berukuran sangat besar seperti
misalnya dinasaurus pada jaman purba dan juga semua tumbuhan, setelah mati
tanpa ada proses dekomposisi atau penguraian yang dilakukan oleh mikroorgabisme
tanah maka dapat di pastikan semua tubuh yang sudah mati tersebut masih bisa
kita temukan bertebaran dimana mana, tentu hal ini akan menjadi pemandangan
yang sangat mengerikan, namun berkat adanya organisme tanah yang hidup di dalam
tanah maka tubuh tubuh yang sudah terbujur kaku atau menjadi mayat tersebut
dalam hitungan minggu atau bulan maka smuanya dapat hilang atau terurai.
Jauh dari semua peran organisme yang sangat
besar di dalam alam semesta ini dengan semua fungsi dan perananya di dalam
kehidupan, namun tidaklah semuanya organisme di dalam tanah memiliki fungsi
yang baik untuk kehidupan baik itu untuk hewan maupun tumbuhan dan juga untuk
manusia, beberapa spesies organisme di dalam tanah juga memiliki peran yang
tidak bagus atau dengan kata lain merugikan, dimana organisme ini biasanya bisa
menimbulkan penyakit misalan saja untuk tumbuhan atau tanaman akan banyak
organisme yang menyebabkan penyakit
bagi tumbuhan, missal seperti jamur akar putih pada tanaman karet yang di
sebabkan oleh infeksi jamur Rigidoporus lignosus.
Jenis jens organisme Tanah.
Ketersediaan
atau keberadaan organisme tanah merupakan suatu factor utama yang sangat
berpengaruh terhadap kesuburan tanah, dan sebagian besar kehidupan tumbuhan
tidak bisa di lepaskan dari peran organisme tanah, terutama untuk perombakan
atau dekomposisi bahan organic, di dalam tanah sendiri tidaklah hanya satu
jenis mikro organisme tanah melainkan terdapat beberapa jenis organisme tanah
beberapa jenis organisme yang terdapat di dalam tanah diantaranya adalah :
a.
Organisme tanah pemecah bahan organic
seperti slaters yang termasuk dalam spesies isopoda, tungau atau mites kumbang,
dan collembola yang memecah bahan organic menjadi bagian bagian yang kecil
b.
Pembusuk bahan organic seperti jamur dan
bakteri yang memecah bahan bahan celluar atau berukuran kecil
c.
Organisme yang bersimbiosis atau hidup
pada atau di dalam akar tanaman dan membantu tanaman untukmendapatkan unsur
hara di dalam tanah misalnya Mycorriza yang bersimbiosis dengan tanaman untuk
membantu tanaman mendapatkan hara phospor dan organisme penambat nitrogen
seperti rhizobium
d.
Pengikat hara yang hidup bebas seperti
alga dan azotobakter yang mengikat hara di dalam tanah
e.
Pembangun struktur tanah seperti cacing
tanah, ulat dan jamur yang dimana organisme ini membantu mengikat partikel
partikel tanah sehingga struktur tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi
f.
Pathogen seperti jamur bakteri dan
nematode dari spesies tertentu yang
dapat menyerang atau menginfeksi jaringan tanaman
g.
Predator atau pemangsa termasuk
protozoa, nematode parasite dan jenis jenis jamur tertentu yang dimana kelµompok
ini memangsa organisme lain sebagai sumber makanan
h.
Occupant atau penghuni, adalah kelompok
organisme tanah yang menjadikan tanah sebagai tempat tinggal sementara dalam
siklus tertentu masa hidupnya misalnya seperti ulat atau larva
Penggolongan organisme tanah
berdasarkan ukuran.
Organisme
atau mahluk hidup baik fauna atupun flora di dalam tanah memiliki ukuran tubuh
yang diantaranya sangat kecil sehingga tidak dapat di lihat menggunakan mata
telanjang melainkan harus memalui bantuan alat pembesar, namun beberapa
diantaranya juga dapat di lihat menggunakan mata telanjang hal ini di karnakan
ukuranya yang tidak sangat kecil seperti cacing tanah, ulat, orong orong dan
yang lainya, menurut Wallwork, (1974)
organisme tanah dapat di bedakan menjadi 3 yang di dasarkan pada ukuran
tubuhnya yaitu:
1. Mikrofauna
adalah organime tanah dengan ukuran tubuh antara 20-200µ yang termasuk
organisme golongan ini adalah protozoa, Acarina, Nematoda, Rotifera, bakteri,
fungi dan lain lain
2. Mesofauna
adalah organisme yang ukuran tubuhnya
antara 200µ- 1 cm yang termasuk golongan ini adalah Acarina, Collembola,
Nematoda, Rotifera, Araneida, Larva serangga, isopoda dan lain lain
3. Makrofauna
adalah organisme dengan ukuran tubuh ≥ 1 cm yang tergolong di dalamnya adalah
Megascolesidae, Mollusca, Insecta, Vertebrata kecil dan lain lain
Organisme tanah berdasarkan
perananya
Organisme
atau mahluk hidup di dalam tanah baik fauna ataupun flora sangat beragam di
dalam tanah, semua organisme ini memiliki perananya masing masing seperti
penguraiaan bahan organic atau decomposer, pengikat bahan organic, namun
tidaklah semua organisme tanah tersebut memiliki peran yang baik bagi tanaman,
namun beberapa organisme tanah dari klompok spesies tertentu bahkan
mengakibatkan kerugian bagi tanaman, berdasarkan perananya bagi tanaman
organisme tanah dapat di kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
a. Organisme
yang menguntungkan
Organisme tanah dalam kelompok ini
adalah organisme tanah yang berperan baik bagi tumbuhan yang dimana perananya
sangat besar baik dalam pertumbuhan tanaman, ataupun kesuburan tanah, contohnya
seperti organisme pelarut phospat seperti pseudomonas
dan fungi pelarut fosfat, bakteri pemfiksasi nitrogen seperti Rhizobium,Azosphirillium, Azotobakter
dll
b. Organisme
yang merugikan bagi tanaman,
Organisme yang termasuk kelompok ini di
dalam tanah adalah sangat merugikan dimana keberadaanya sendiri di dalam tanah
menyebabkan kerugian misalnya menjadi pathogen bagi tanaman yang akhirnya
menimbulkan berbagai penyakit bagi tanaman, dan dampak terburuknya adalah dapat
membunuh tanaman itu sendiri, sebagai contohnya adalah fungi yang meenyebabkan
penyakit akar putih pada tanaman karet.
c. Organisme
tanah yang tidak menguntungkan dan tidak merugikan
organisme tanah kelompok ini keberadaanya di dalam
tanah tidaklah memberikan dampak apa apa bagi tanah dan tanaman, tidak juga
merugikan dan tidak juga menguntungkan,
Keragaman
organisme di dalam tanah sangat di pengaruhi oleh dua factor yaitu factor
abiotic yang termasuk di dalamnya adalah kondisi iklim dan kondsi tanah
(BIS,2010) dan kondisi biotik yang termasuk di dalamnya adalah vegetasi menurut
Breur (2004) bahwa penggunaan lahan atau sisem penggolahan lahan yang di pakai
oleh petani merupakan factor yang bisa di katakana bentuk interfensi manusia
terhadap keragaman fungsional di dalam tanah, dapat di simpulkan keberadaan
manusia dalam pengolahan lahan memiliki peranan yang sangat besar terhadap
keragamaan organisme yang terdapat di dalam tanah, berikut ini beberapa factor
yang mempengaruhi keberadaan atau keragaman organisme dalam tanah:
1. Kondisi iklim
Faktor
iklim terutama suhu dan kelembaban tanah (dipengaruhi oleh curah hujan) sangat
menentukan keragaman fungsional organisme tanah. Secara keseluruhan iklim akan
mempengaruhi fisiologi organisme tanah, misalnya aktivitas dan pertumbuhan
mereka akan meningkat ketika suhu dan kelembaban tanah meningkat (BIS, 2010). Karena
kondisi iklim di muka bumi berbeda pada daerah yang memiliki perbedaan letak
lintang atau pada daerah lintang yang sama tetapi pada musim yang berbeda maka
akan memiliki keragaman fungsional yang berbeda pula. Sehingga keragaman
fungsional berbeda menurut tempat (spasial) dan waktu (temporal)
2. Kondisi Tanah
Tekstur,
struktur, salinitas dan kemasaman tanah serta kandungan unsur hara sangat
mempengaruhi keragaman fungsional tanah (BIS, 2010). Pada tanah bertekstur
lempung dan liat sedang akan cocok untuk pertumbuhan cacing dan organisme
tanah. Sebaliknya pada tanah bertekstur pasir yang memiliki kapasitas menahan
air rendah tidak cocok untuk pertumbuhan organisme tanah. Kadar garam
(salinitas) tanah yang lebih tinggi pada bagian dekat permukaan tanah akan menyebabkan
“stress” pada organisme tanah. Namun demikian tingkat sesitivitas terhadap
kadar garam berbeda-beda diantara spesies yang berbeda. Perubahan pH tanah
dapat mengganggu ketersediaan nutrisi dan metabolisme (dapat mengganggu kerja
ensim) yang dapat mengakibatkan kematian bagi organisme tanah.
3. Kondisi Vegetasi dan Populasi
Oranisme Tanah
Organisme
tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan organisme lain yang hidup di atas
tanah dan sebaliknya. Tanaman dapat mempengaruhi secara kuat aktivitas dan komposisi
komunitas mikroorganisme rizosfir (Rodriguez-Lionaz ,2008). Sebaliknya,
pertumbuhan tanaman dapat dibatasi atau dipacu oleh keberadaan mikroorganisme
tanah. Tumbuhan menentukan komposisi, kemelimpahan dan aktivitas pengendali
biologi (biological regular ) dan
perekayasa ekosistem ( ecosystem
engineers), sedangkan keragaman fungsional menentukan produktivitas dan
komposisi vegetasi di atasnya.
1. Pola Pengolahan Lahan
Lahan
yang menjadi padang rumput memiliki keragaman fungsional yang paling tinggi. Hal
ini karena padang rumput yang didominasi oleh tumbuhan berdaur pendek dengan
jarak tumbuh yang rapat terjadinya pengembalian bahan organik ke dalam tanah
melalui produksi eksudar akar dan tumbuhan yang mati berlangsung secara cepat.
Pada ekosistem hutan yang klimaks keragaman fungsional lebih rendah karena
cahaya matahari tidak dapat menembus lantai hutan yang rapat. Pada lahan
pertanian dan hutan tanaman keragaman fungsional juga rendah karena keragaman
vegetasinya sangat rendah (monokultur). Disamping itu, pengelolaan yang
dilakukan secara intensifikasi dengan melalui pemupukan, aplikasi pestisida dan
pengolahan lahan dengan alat berat dapat mengganggu keragaman fungsional dalam
tanah.
Namun
demikian, Zhangfeng . (2007) berpendapat bahwa tidak semua pengelolaan lahan
berdampak negatif terhadap keragaman fungsional tanah. Penggunaan mulsa,
penambahan kompos dan rotasi tanaman merupakan praktek pengelolaan lahan yang
dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan air tanah dan rosot
karbon. Rodriguez-Loinas . (2008) menyatakan bahwa salah satu konsekuensi yang
diakibatkan dari perubahan pola penggunaan lahan dari ekosistem hutan atau
padang rumput menjadi lahan pertanian modern adalah menurunnya keragaman
fungsional tanah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa populasi cacing
tanah dan keragaman organisme pemakan patogen akar menurun secara drastis.
Penggunaan
bahan kimia, pengolahan tanah ekstensif dan penanaman jenis monokultur telah
merusak jejaring interaksi komunitas antara hama dengan musuh alaminya sehingga
akan memacu terjadinya ledakan hama dan penyakit. Selain itu, penggunaan mesin
dalam pengolahan lahan akan menurunkan keragaman kelompok perekayasa kimia
tanah sehingga dapat mengganggu proses-proses tanah yang penting bagi pertumbuhan
tanaman. Hilangnya ekosistem hutan menurut Rodriguez-Loinas . (2008) berdampak
langsung terhadap populasi fauna tanah seperti rayap, cacing tanah, semut dan
larva serangga, karena kelompok ini sangat tergantung pada serasah yang
dihasilkan oleh pohon.
No comments:
Post a Comment