Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, May 21, 2015

Menjajal keindahan gunung Dempo, ( rute kampung IV)

Gunung Dempo terletak di antara perbatasan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu, yaitu di kota Pagar Alam, kota Pagar Alam sendiri masih di wilayah sumatera selatan dengan jarak tempuh kira kira 7-8 jam dari kota palembang, dan di kelilingi oleh pegunungan bukit barisan. ketinggian gunung ini sendiri adalah 3159 MDPL yang merupakan puncak atau gunung tertinggi di profinsi sumatera selatan dan tertinggi  ke 3 di pulau Sumatera setelah gunung Kerinci ( 3805 Mdpl) di perbatasan sumatera barat dan provinsi jambi dan gunung Lauser ( 3445 Mdpl) di provinsi Nanggroe Aceh Darusalam ( NAD) 
Dan saat itu tanggal 19 februari 2015 yang lalu ane bersama dengan 2 kawan ane berangkat untuk menjajal keindahan gunung yang 1 ini, awalnya si ane berencana menjajal puncak gunung kerinci namun karna keadaan gunung kerinci yang waktu itu sedang dalam kondisi waspada, maka pendakian terpaksa kami batalkan dan karna perasaan kecewa yang sangat mendalam, maka ane mutuskan muncaknya ke gunung dempo, dan persiapan untuk ke puncak dempo kali ini benar benar serba instan, hanya 1 malam persiapan, dan besoknya langsung berangkat, ini si awalnya ane waktu itu sedang nongkrong di salah satu kantin di universitas Sriwijaya ( tempat masa depan ane di janjikan) hehhe
dan tiba tiba seorang teman nyosor ke meja tempat ane dan bertanya mengenai keberangkatan ane ke gunung kerinci, dan setelh mendengar penjelasan ane dan alasan kenapa pendakian itu di cancel, tiba tiba dengan wajah yang semangat dia memaksa ane untuk menjajal keindahan gunung dempo, awalnya si ane gak begitu bersemangat mendengar ceritanya, namun setelh mendengar keinginanya yang sangat besar dan keadaan ane yang sedang bisa di bilang kacau, ane mengiakanya..
dan malamnya langsung persiapan dan setelah ane menghubungi salah satu teman perempuan yang ingin ikut juga, maka kami sepakat untuk berangkat hanya ber 3 dengan 1 diantara kami adalah serikandi, agan agan bisa bayangin betapa repotnya jika pendakian di lakukan dengan perempuan, namun itu tak jadi masalah karna 2 orang cowok dengan 1 cewek itu setidaknya dapat mengimbangi untuk membawa perlengkapan menuju puncak.
19 februari, setelah belanja logistik dan pelatihan bongkar pasang tenda dan semacamnya selesai ane berikan buat ke 2 temen ane ini ( maklum baru pendakian perdana, khususnya sang srikandi). maka jam 17.00 wib, sore hari kami bergegas mencari transpor tasi ke  kota pagar alam, kami menunggu seperti biasanya para pendaki yang berasal dari Indralaya ( tempat kami berdomisili) tempat menunggu bus. atau travel itu adalah di depan kampus universitas sriwijaya ( UNSRI)
setelah 2 jam menunggu sampai pukul 19.00 wib kami akhirnya mendapatkan transpot kami menuju lokasi, setelah nego nego akhirnya deal, sesuai kesepakatan., selama di perjalanan cuaca mulai tidak bersahabat, hujan mulai datang yang menambah kecemasan ane, gimana jadinya jika pendakian kami ini di temani dengan hujan, pasti akan sangat berat, dan kebetulan juga pendakian kami ini tepat di musim hujan, setelah 8 jam perjalanan kami mulai sampai di kota pagar alam, dan yang menjadi permasalahan sekarang adalah lokasi buat nginap di malam itu, soalnya travelnya tidak bersedia mengantar kami ke pabrik kebun teh ( kediamanya ayah Anton), ohh ia, Ayah anton ini ibaratnya sama kaya Mbah marijan di gunung merapi di jogja, dia juga merupakan juru kuncinya gunung dempo, sekian lama kesepakatan tidak di dapat dan sang supir tetap kekeh tidak bersedia mengantarkan kami, akhirnya ada salah satu penumpang travel tersebut yang menawarkan kepada kami untuk menginap di kediamanya, tanpa pertimbangan kami mengiakanya..
dan tepat pukul 02.00 dini hari kami sampai di kediamnya si bapak, dan teempat tidur langsung di sediakan oleh sang istri si bapak, ke esokan harinya kami sudah di jamu sarapan pagi oleh si istri bapak, aroma kopi hitam dan di tambah gurihnya buah sukun yang di goreng oleh si ibuk, mulai menemani pagi hari kami, sambil menikmati hidangan yang di sediakan oleh si ibuk, juga kami barengi dengan cerita yang  tak tau topiknya entah apa.


tepat pukul 07.00 pagi kami pamit kepada si ibuk dan suaminya, dan alangkah beruntungnya kami. bukan cuman jamuan sarapan, tempat nginap yang kami dapat, si bapak juga mnawarkan untuk mencarikan kami ojek menuju kediaman ayah anton. setelah pamit kami langsung bergegas berangkat, kurang lebih 30 menit perjalanan kami sampai di kediaman ayah anton. dan kami langsung menemui beliau dan bercerita sambil tertawa, mendengar penjelasan beliau bahwa kami ternyata telat sampai di PTPN bahwa baru saja truck yang mengantar pekerja kebun berangkat ke kebun,


akhirnya kami menunggu hingga pukul 11.00 wib, dan akhirnya ada salah satu yang juga merupakan anak angkat ayah anton menawarkan kami untuk menumpang bersama beliau, 2 jam lebih kami di perjalanan menuju titik pendakian di kampung IV, akhirnya kami sampai juga..
setelah istirahat kami langsung menuju pintu rimba, dan kembali beristirahat. dan pas di pintu rimba kami bertemu dengan rekan rekan pendaki dari mapala Palkomtech dari palembang, dan setelah berkenalan kami mulai akrab dan bercanda bersama. pendakian kami lanjutkan bersama dengan mereka setelah kegiatann foto foto selesai.


 proses doa mengawali pendakian kami setelah Do'a selesai kami melanjutkan pendakian, baru kira kira 20 menit berjalan srikandi di tim kami mengeluh kecapean, otomatis langsung istirahat, begitu seterusnya setiap 15 menit sekali sang srikandi menuntut untuk istirahat, hingga akhirnya beban yang di pikul oleh sang srikandi kami bagi dua dengan teman yang 1 nya..
pendakian kami lanjutkan kembali dengan bercanda dan tertawa, tak terasa kami sudah mencapai Shalter ! waktu itu jam menunjukkan pukul 14.00 siang,  dengan segala pertimbangan dan meriview ulang waktu yang kami butuhkan untuk sampai di shalter 1, saya memutuskan untuk beristirahat dan bermalam di sini, tenda mulai brdiri, penyajian logistik selesai kami mulai mengisi energi dan beristirahat, malam itu kami lewati dengan bercerita satu sama lain sambil menikmati hangatnya kopi di gelas kami, yang pastinya di temani udara dingin khas pegunungan.  malam pertama berhasil kami lewati setelh selesai packing dan sarapan kami langsung menuju sumber air yang berada tak jauh dari tempat tenda kami berdiri, dan setelah itu kami lanjutkan dengan prosesi Do'a dan selanjutnya kami lanjutkan kembali pendakian. 

hari kedua juga tak jauh berbeda dengan hari pertama sang srikandi masih terus mengeluh kecapean, dan dengan sabar kami mulai memberi semangat dan hiburan, tak jarang kami selipkan dengan prosesi foto foto supaya sang srikandi tak merasakan capek dan perjalanan terus berlanjut, dan di barengi juga dengan hiburan nyanyian dari si kawan cowok 1 nya lagi, yang dengan merdu menyanyikan lagu'' The rain Terlatih Patah Hati'' aku tak tau ini pengalaman si kawan atau gimana, sehingga tak henti hentinya menyanyikan lagu itu..
tak terasa pukul 10.00 pagi kami sudah sampai di dinding Lemari, yang merupakan track paling terjal di jalur pendakian kampung IV, dan pukul 12.00 siang kami sampai di shalter 2, istirahat dan proses foto foto kami barengi di waktu istirahat kami,

kira kira 20 menitan lebih kami lanjutkan kembali pendakian dan kurang lebih 1 jam pendkian kami sampai di tempat yang diantara para pendaki di kenal dengan istilah Cadas, kami memutuskan istirahat dan take foto kembali. kembali 20 menit kami lewati dan kami lanjutkan kembali epndakian, hingga akhirnya pukul 15.00 wib kami sampai di Top gunung dempo,, kembali kami lewati dengan kegiatan take photo,



Top Dempo


 istirahat dann selanjutnua kami menuju tempat camp terakhir yaitu di Pelataran, yang merupakan hamparan tanah datar yang diapit oleh 2 puncak yaitu puncak dempo dan puncak merapi..
arealnya juga sangat luas kira kira muat menampung 10 desa untuk nge cam disana, itu sangking luasnya..
tak terasa setelah menyusuri jalanan yang menurun kami sampai juga di plataran, dan kami langsung mendirikan tenda dan memasak air untuk menghangatkan badan..

tenda selesai di dirikan, maka proses pembongkaran logistik di mulai dan selanjutnya logistik yang tersedia kami masak untuk mengisi energi...
hari itu setelah selesai makan kami memutuskan untuk istirahat, hingga besok pagi,  jamm 18.00 sore kami memutuskan untuk bersih bersih badan dan sekalian untuk mengambil air minum, yang tak jauh dari tenda kami berdiri. proses bersih bersih badan hanya sebatas cuci muka dan membasahi rambut, :) karna udara yang sangat dingin juga di sini sangat di larang untuk memakai sabun atau detergent untuk menjaga agar kondisi airnya tidak tercemar, kmbali ke tenda dan kami langsung menyiapkan menu untuk makan malam..
dan selanjutnya kami isi waktu dengan mendirikan api unggun..
tak terasa sudah jam 8 malam. dan kami memutuskan untuk istirahat, dan sayup sayup terdengar teriakan orang memanggil..
kami langsung keluar tenda dan benar saja, itu merupakan rombongan teman yang sebelumnya juga berencana melakukan pendakian, dan tepat malam  di shalter 1 aku menghubungi mereka dan nitip untuk di bawa logistik, karna rencana kami hanya menginap 1 malam, dan berkat srikandi kami yang jalanya sangat hati hati ( mungkin mengutamakan keselamatan kali ya..) heheh . hehhe..
kami harus menginap 2 malam..
setelah mereka sampai langsung kami jamu dengan kopi hangat yang sudah kami sediakan, dan malam itu kami lalui bersama sambil bercanda. di temani indahnya bintang yang bersinar di angkasa..
api unggun yang kami dirikan memberikan kehangatan hingga pukul 01.00 dini hari, yang selanjutnya kami langsung istirahat karna sudah tak tahan dengan udara dingin yang menyengat menembus kulit dan rasanya sedang meraba raba tulang kami..

dan pukul 05:30 wib, kami semuanya bergegas bangun, memasak air panas, buat kopi dan menyajikan sarapan untuk sebagai energi emcapai puncak merapi..
kira kira jam 06:00 pagi kami mulai mendaki menuju puncak merapi, dan setengah jam kami akhirnya sampai, namun cuaca di pagi hari itu tidak bersahabat, hampir semuanya di selimuti oleh kabut, tak jarang teriakan suara adzan terdengar, ini tujuanya untuk supaya kabut bisa hilang..
memang jika pendakian dilakukan di musim hujan tak jarang pendaki di buat kecewa karna semuanya di selimuti oleh kabut, sehingga jarak pandang hanya sejauh 100 meter saja..




Merah Putih di Top Merapi



setelh 2 jam menunggu, kabut tersebut tak kunjung hilang, akhirnya kami memutuskan untuk turun kembali ke pelataran..
sesampainya di pelataran kami kembali memasak  setelah selesai memasak dan makan kami mulai siap siap  packing untuk turun..
selesai packing kami lebih dahulu mengisi semua wadah air minum yang terseddia, dan di lanjut prosesi Do'a dan perjalanan turun pun di mulai yaitu tepat pukul 10.00 wib 
pertama kita harus melesati jalanan menanjak dahulu untuk mencapai top dempo, dan setelah itu smua medan yang di lalui menurun.
dan tek berbeda dengan saat muncak, pada waktu turun kembali ke kaki gunung ini juga tak kalah susahnya, harus berkonsentrasi dan serba hati hati...
namun saat akan turun waktu tempuh yang di butuhkan relatif lebih cepat, serikandi yang sebelumnya selalu mengeluh waktu menuju puncak, kini malah gesit eberjalan di depan..
dan hanya sesekali meminta untuk istirahat..
tak terasa setelah kurang lebih 6 jam berjalan kami sampai di pintu rimba yang merupakan titik awal pendakian, dan jam 17.00 kami sudah berada di kampung IV , istirahat sambil menikmati segar dan harumnya teh asli yang di sajikan, dan nasi oreng yang siap menyediakan energi kami kembali..
sembari menunggu truck yang bersedia menjemput kami, aktifitas kami lewati dengan bercerita semua pengalaman yang telah kami lewati, yang di berikn oleh gunung dempo, pengalaman yang tak kan mungkin bisa di lupakan, dan akgirnya setelah menunggu hingga pukul 21.00 wib truck yang menjemput rombongan kami akhirnya sampai, dan menghantarkan kami menuju kota pagar alam, dan kami langsung menuju bus yang akan segera berangkat ke kota palembang..
kami berangkat meninggalkan kota pagar alam jam 23.00 wib dan sampai di indralaya pukul 06.00 pagi.
sampainya di kost langsung tepar istirahat seharian, ini efek karna kecapean yang menemani mulai dari awal pendakiana



sekian 



Ket:
akses menuju pagar alam.
bus Telaga biru
bus Po Melati , dengan ongkos Rp 60.000/ orang untuk non AC Rp 70.000/orang untuk  bus AC
atau bisa juga
dengan menggunakan Travel (biasanya mobil jenis inova, atau avanza) ongkos Rp100.000/ orang tergantung keahlian menawar..

dari kota pagar alam menuju PTPN ( kediaman ayah anton) 

truck ( jika beruntung) Rp 10.000 / orang
Ojek                             Rp 25.000 / orang

dari PTPN menuju kampung IV bisa menggunakan truck kebun, dengan niaya Rp 10.000/ orang


no Ayah Anton : 082179010849


Dan untuk kebutuhan air minum di waktu pendakian, tidak usah takut, di setiap Shalter di semua rute pendakian gunung dempo terdapat sumber air, yang semuanya terdapat di sebelah kanan setiap shalter, dan di pelataran juga terdapat sumber air minum, yaitu di telaga putri :) :)
jadi bawa air minum seadanya saja ok..


No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages