Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber
pendapatan utama keluarga pedesaan dan memainkan peranan penting dalam
meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas hidup petani di berbagai negara
tropis. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi
yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang
dihasilkan masih sangat minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat
Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga
Kelapa Kakao, Papua Nugini.
ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah
membantu mengidentifikasi masalah-masalah pertanian di negara-negara
berkembang. Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT)
untuk produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak
Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini)
serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney,
Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya
agronomis yang sehat dan strategi PHPT.
Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan
produksi kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas
dan kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan
tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih
tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini
diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao.
Sebagai tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di
Amerika Selatan, kakao berbunga berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan
tergantung pada perubahan iklim. Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan
setelah ditanam, sedangkan kakao klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak
tercapai pada saat pohon berumur 4-5 tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun
atau lebih jika pengelolaannya baik. Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman
memproduksi tunas daun baru (flush) dan segera sesudahnya (April-Juli)
terbentuklah bunga. Bunga yang sudah terserbuki akan berkembang menjadi buah
dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama berlangsung selama bulan Oktober-Januari,
60% panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini. Pertumbuhan flush
kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (November)
dan hasil periode pertengahan dipanen antara April-Juli.
PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan
gulma, pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan
sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini dilakukan
untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada pertumbuhan
vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap melakukan
panen mingguan.
Pemangkasan
Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau
tidak dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama beberapa
bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan penyakit serta
pertumbuhan gulma. Pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk terbuka
hingga memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen kunci dalam pemangkasan
tanaman kakao, antara lain pemangkasan bentuk (pemangkasan pucuk dan bentuk
tajuk), pemangkasan tunas air/vertikal, pemangkasan sanitasi dan pemangkasan
struktural. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memangkas pucuk (3-6 bulan) dan
bentuk tajuk (6-9 bulan).
Tujuannya untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao yang
memacu perkembangan cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah. Berbeda
dengan pemangkasan bentuk, pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap, yaitu
memangkas semua tunas setinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah; memangkas
sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang terbentuk;
serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.
Sedangkan pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara
memangkas cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan
tumpangtindih dengan jarak 20-40 m, ranting yang tidak produktif, memelihara
cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral dan
samping, dan membuang semua buah yang mengering. Terakhir, pemangkasan
struktural adalah pemangkasan yang membatasi ketinggian tanaman, membersihkan
permukaan tanah, dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan.
Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung pun
akan memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya. Jumlah penaung
yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak sehat dan muncul masalah
gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu banyak akan meningkatkan masalah hama
dan penyakit. Keduanya menyebabkan produksi kakao rendah. Jenis tanaman penaung
beraneka macam, namun yang biasa ditemui adalah kelapa atau glirisidia (Gliricidia
sepium).
Pengelolaan Penaung
Pemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan
daun-daun kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan ini
sebaiknya meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan pemangkasan
pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan Desember (5-6 bulan
sesudah pemangkasan struktural) dan selama putaran pemangkasan sanitasi normal.
Pengurangan tajuk yaitu pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk mengurangi
bobot tajuk glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya membuang kulit
pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung permukaan pada tempat
kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan pertumbuhan kembali dilakukan
tiga bulan setelah pembuangan kulit batang, tumbuhkan dua atau tiga tunas dan
buang sisanya. Enam bulan setelah pembuangan kulit batang, tinggalkan satu
tunas pertama dan buang kulit pada tunas sisanya.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi
hama dan penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan ketersediaan air
dan unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman kakao. Gulma meliputi
rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan merambat, tumbuhan lain yang tidak
dikehendaki dan tumbuh pada blok kakao. Gulma di bawah pohon kakao akan menjadi
pesaing unsur hara, sinar, air dan ruang, serta membantu penyebaran hama dan
penyakit. Namun gulma dapat dihilangkan dari sekeliling pangkal batang kakao
secara manual ataupun menggunakan bahan kimia. Pilihan pengendalian gulma
tergantung pada sumberdaya yang tersedia, dan apakah akan mengusahakan kakao
secara organik atau tidak.
Pemupukan
Pemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan
kondisi. Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan ketahanan, serta memacu
pertumbuhan vegetatif baru dan produksi bunga. Sedangkan pupuk kimia dan pupuk
kandang menyediakan unsur hara ekstra untuk membentuk ketahanan dan memperbaiki
kesehatan tanaman, sehingga mampu meningkatkan produksi. Pemakaian pupuk kimia
sebaiknya pada akhir periode panen untuk memacu pembungaan. Saat ini pupuk
kimia yang sering digunakan adalah urea dan NPK (nitrogen, fosfor, kalium). NPK
membantu tanaman dewasa untuk memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang
perkembangan buah sampai masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk
kandang yang dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan
bermanfaat dalam produksi kakao organik.
Sanitasi Blok
Sanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan
hama kakao tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga memainkan
peranan penting dalam siklus penyakit busuk buah (Phytophtora). Sanitasi
akan memacu kebersihan pokok dan memperbaiki kesehatan tanaman. Bagian paling
penting dalam sanitasi adalah memanen semua buah satu minggu sekali selama
musim hujan, dan dua minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok terdiri
atas kebersihan pohon dan permukaan tanah.
Kebersihan
pohon meliputi pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang dari blok kakao untuk
mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya penyakit), bagian tanaman yang
sakit/rusak (dipangkas mulai dari chupon/tunas vertikal, tunas baru,
daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit pembuluh kayu atau vascular streak
dieback (VSD) dan kanker (berupa bercak infeksi yang timbul
No comments:
Post a Comment