Gunung Sibuaten dari kejauhan, tertutup kabut dn pohon
Gunung Sibuaten atau dalam bahasa Karo di sebut dengan istilah Deleng Sibuaten adalah gunung tertinggi di Sumatera Utara, Gunung Sibuaten berada di Kecamatan merek , Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan ketinggian 2457 Mdpl atau lebih tinggi dari Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang tercatat sebagai gunung berapi aktif yang juga berada di Kabupaten Karo. Keberadaan Gunung Sibuaten sendiri masih berada pada deretan bukit barisan. Untuk mencapai puncak gunung yang tidak aktif ini membutuhkan waktu sekitar 7-9 jam. Keberadaan hutan rimba Gunung Sibuaten yang sangat lembab dan licin, membuat keberadaanya sangat sukar untuk didaki, khususnya pada musim hujan.
Petualangan menusuri jalan setapak menuju gunung Sibuaten ini masih satu paket dengan tulisan ane yang sebelumnya ( silaturahmi cinta di gunung sibayak) namun untuk lebih jelasnya pendakian ke gunung sibuaten terlebih dulu ane jalani, beranggotakan 3 orang tim ( 2 Pandan Adventure kota medan) dan ane sendiri ( Kru Pandan adventure Sumatera Selatan) pendakian kami mulai, sebenarnya hasrat ane untuk menginjakkan kaki di puncak si buaten ini sudah sangat lama, namun karna faktor keadaan ane yang tidak berada di sumatera utara menjadi penyebab utama kenapa ane baru sekarang melakukan pendakian kesana, Liburan telah tiba, petualangan baru harus dan sudah semestinya di coba, dan gunung sibuaten sendiri menjadi tujuan utama liburan ane saat pulang ke kampung halaman, maklum aja gan kampung halaman ane lumayan dekat dengan gunung ini hanya membutuhkan waktu tempuh 1 jam dengan menggunakan mode transportasi umum.
Pendakian kami mulai 5 hari setelah ane berada di kediaman orang tua ane, tepatnya hari sabtu 18 juni 2015, hal ini sebenarnya sudah mundur dari jadwal sebelumnya yang sudah di rencanakan yaitu hari jumat satu hari sebelumnya, kemunduran jadwal terpaksa terjadi karna kondisi kesibukan kru yang mendadak, pagi itu sangat cerah di kota kaban jahe tak seperti hari hari biasanya yang selalu mendung, dan matahari juga seakan enggan untuk menyapa, kru bangun pukul 05:30 dan langsung periksa barang barang yang akan di bawa cek keberadaanya sudah masuk carrier atau belum, hal ini perlu di lakukan supaya pada saat di alam nantinya tidak kelupaan untuk membawa, bayangkan saja jika barang tersebut sangat di perlukan namun tidak tersedia ( lupa membawanya) lupa packing, ini bisa menjadi masalah yang serius gan, di alam bebas tak ada warung, indomart, atau alfamart ( maaf bukan promosi) setelah di pastikan kelengkapan barang yang di bawa sudah 100% ane memutuskan untuk langsung menuju pasar tradisional kaban jahe ( Pusat pasar kaban jahe) yang biasa di sebut juga dengan ''Pajak'',untuk bisa lebih cepat dan waktu yang lebih efesien ane menggunakan sepeda motor, namun sebenarnya jika harus jalan kaki juga hanya membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai ke pasar tersebut dari kediaman orang tua ane, yah namanya juga penghematan waktu..
Belanja belanja logistik, selesai cau... langsung pulang kerumah dan langsung packing, 08;00 packing selesai, lanjut sarapan pagi, dan pamit kepada orang tua, mohon doa dan sebagainya, 08:45 kami mulai meninggalkan rumah dan menuju stasion bus ( angkutan umum atau lebih tepat di sebut angkot) menuju desa naga lingga yang menurut informasi yang kita dapat dan menurut logika yang ane fikirkan kita menuju suatu tempat yang di Kaban jahe di sebut nama tempat itu dengan istilah '' Centrum'' karna tempat ini searah dengan jalan menuju kecaamatan merek, tiga panah dan danau toba maka transportasi menuju tempat tempat tersebut biasanya bisa di dapatkan di tempat ini, n awalnya si kita tidak langsung menuju tempat ini kita sebelumnya menuju tempat yang di kenal di sana dengan istilah '' Simpang 3 Laudah'' hal ini bisa terjadi sebenarnya karna informasi yang kita dapat dari blog pribadi pendaki yang sebelumnya sudah pernah menuju tempat itu, dan setelah menunggu kira kira 15 menitkita mulai bertanya dan setelah bertanya tanya dengan orang orang yang kita temui di sana mereka menyarankan untuk menunggu transportnya di '' Centrum'' saja. kita putuskan menuju tempat tersebut sesampainya di sana kita sempat juga berdebat dengan sopir angkotnya, bayangin aja gan kalau ente bertanya lokasi yang salah ( salah nama tempat) siapa yang bisa tau..? konyol.. ya emang konyol gan, namun itu lah yang ane lakukan, ( bertanya nama tempat yang salah) ane lupa nama tempat yang ane tanyakan yang menjadi faktor perdebatan, namun setelah menyebutkan gunung sibuaten, mereka mulai ngerti dan melurusskan pertanyaan ane dengan menyebut desa '' Naga Lingga), 15 menit menunggu transportnya akhirnya angkutanya datang juga gan, ypuu... kita let's goo...
Perjalanan menuju desa Naga Lingga
kira kira pukul 10;00 perjalanan mulai kita tempuh untuk menuju desa naga lingga, udara dingin tanah karo mulai menemani, di tambah dengan pemandangan perkebunan rakyat yang terbentang di sepanjang jalan, juga di tambah dengan keindahan gunung sibayak, dan gunung sinabung yang juga dapat di nikmati di sekitar perjalanan, penumpang mulai bergantian yang tadi naik sekarang turun, naik turun, ( ini penumpang sukanya naik turun naik turun eee) heheh hehehe heehe . pukul 11:00 kami sudah berada di kecamatan merek setelah mengantarkan penumpang terakhirnya yang turun di pasar tradisional merek, angkotnyapun kini bersiap untuk menuju desa naga lingga untuk mengantar kami hanya membutuhkan waktu 10 menit kami sampai di desa naga lingga, dan sepertinya para supir angkot sudah mulai mengerti dengan apa yang di inginkan oleh orang orang seperti kami, ( membawa tas besar, dan bertanya arah desa naga lingga) tanpa kami minta si abang supir yang pengertian ini langsung menurunkan kami tepat di depan tempat registrasi untuk pendakian gunung sibuaten, langsung saja dong menuju tempat registrasi, setelah selesai registrasi yang prosesnya juga menurut ane lumayan ketat ( namun bagus) pemilihan ketua kelompok pendaftaran selesai, dan setela itu kita mendapatkan arahan langsung dari pihak pengelola ( karang taruna desa naga lingga) tentang akses untuk menuju titik pendakian menuju gunung sibuaten yang di tandai di sananya nanti ada camp cadangan. awal ini si petugas memberikan arahan ane masih ngerti, namun setelah penjelasanya yang panjang ane mulai bingung gan, untuk tidak bingung ane langsung mengiakan saja dan nanti gimana gimana disananya bisa tanya sana tanya sini saja, heheheh hehe
Registrasi menuju Pos Cadangan,
Setelah seelesai registrasi kita langsung menuju posko cadangan yang katanya berjarak kurang lebih 1 ham perjalanan, hal ini sangat pas dan sangat tepat dan harus paling lama 1 jam, karna pada waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 12:00 kurang, dan pendakian gunung sibuaten hanya dapat di lakukan di bawah pukul 13:00 siang. bayangkan jika sampai kita tidak sampai di pos pendakian di jam tersebut..? rencana bisa gagal dan perjalanan bisa di tunda, namun kira kira pukul 12:30 kami sudah sampai di pos cadangan, dengan menempuh jarak yang lumayan jauh di tambah jalanan yang berbatu ( aspal yang sudah rusak) dan di tambah dengan panas terik mata hari, namun dengan semangat dan harapan untuk bisa kencan dengan gunung sibayak semua itu kita lewati gan, layaknya pertempuran seorang pejuang, namun di perjalanan ini kita sempat juga hampir salah jalan yah namanya juga sudah mulai pusing tadinya dengan penjelasan penjelasan yang di berikan oleh si mbak petugas, namun berkat bertanya dengan masyarakat petani di sana, kita bisa sampai dan mengambil jalan yang benar, respon masyarakat di sini menurut ane sangat bagus dengan keadaan pendakian gunung sibuaten yang masih baru beberapa tahun di buka, namun mereka sudah bisa menerima kehadiran para pendaki.sungguh hal yang bagus gan :) ajep acungin jempol deh..
Pos Cadangan menuju Pintu Rimba
setelah kita sampai di pos cadangan seperi ciri ciri yang tadi di sebutkan oleh petugas di pos registrasi, kita langsung di sambut dengan hangat oleh kru yang ada di sana, setelah berkenalan dan sebagainya kita langsunng cek kelengkapan, carrier di bongkar, semua barang barang yang di bawa di data, pertama si ane bingung dengan semua yang mereka lakukan, namun setelah ane tanyakan dan mereka memberikan penjelasan, ane mulai mengerti dan sangat mengapresiasi hal hal yang teman teman pengelola gunung sibuaten ini lakukan, yang dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan gunung agar terhindar dari yang namanya ''SAMPAH'' pendataan di lakukan, semua barang yang berbahan pelastik dan sebagainya di data, dan jika pada saat turun nantinya ada satu saja item data sampah kita yang kurang kita harus membayar denda sebesar Rp 500.000 rupiah, atau kita bersedia mengambil sampah tersebut kembali ke puncak, hal ini merupakan suatu gebrakan baru bagi ane gan, karna seumur umur ane melakukan pendakian belum pernh ketemu yang seperti ini, Good job...!!
setelah pendataan selesai kami langsung menuju pintu rimba yang jaraknya hanya 10 menit perjlanan dari pos cadangan ( Pos Kedisiplinan) menurut ane ini pos lebih cocok si sebut dengan pos kedisiplinan dan tanggung jawab, di pintu rimba ini kita langsung memenuhi semua tempat air yang kita punya karna menurut penjelasan di pos ''Disiplin'' tadi di sekitar jalur pendakian gunung sibuaten "tidak ada sumber air..! " maka untuk memenuhi kebutuhan air saat melakukan pendakian dan saat pulangnya nantinya juga harus di penuhi dari bawah ( dari awal pendakian) semua tempat air minum sudah terisi dan persiapan pendakian langsung kita mulai.. here we go..
BerDo'a, mengambil gambar, jargon penambah semangat, semuanya kami lalui dan pendakian kami awali dengan perasaan bahagia dan dengan fikiran yang merendah kepada alam...!
Pintu Rimba menuju Shalter 1
setelah selesai dengan semua kegiatan di pintu rimba, kamu mulai pendakian menuju shalter 1, pendakian dari pintu rimba seniri menuju shalter satu masuh di dominasi oleh tumbuhan tumbuhan hutan yang menjulang tinggi menutupi track perjalanan, track rutenya sendiri sangatlah jelas, hal ini di karnakan banyaknya kegiatan masyarakat di area ini, mungkin masyarakat yang hamya sekedar mencari kayu bakar atau mencari rotan sehingga mengakibatkan kondisi jalanan setapaknya sangat jelas dan di beberapa bagian jalan juga di genangi oleh air hujan yang sebagian bercampur dengan tanah sehingga jalanan menjadi becek. dan juga mungkin diakibatkan karna kondisi tanah yang tertutup oleh lebatnya daun daun pohon dan juga bagian bagian tanah yang etrtutup oleh daun daun yang sudah tua yang berjatuhan, hal ini juga menurut ane sangat berpengaruh kepada kondisi jalanya, ya memang juga terlihat tidak adanya rumput rumputann yang tumbuh di permukaan tanah.seperti gunung gunung lainya perjalanan dari pintu rimba ( pendakian awal) itu biasanya sangat melelahkan karna pendakian awal memasuki kawasan hutan badan biasanya sedang beradaptasi dengan lingkungan dan juga masih sulit untuk mengatur nafas, sehingga mempengaruhi fisik kita, perjalanan kami teruskan dengan di temani oleh kicauan burung yang terdengar teramat merdu dan juga di temani oleh suara suara serangga hutan yang tak tau itu serangga yang seperti apa bentuknya. kurang lebih 1,5 jam berjalan kami mulai sampai di shalter dua. dan memutuskan untuk berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga.
beristirahat di bawah lebatnya pepohonan dan di temani oleh kicauan merdu suara burung memberikan kesan tersendiri untuk ane pribadi, selain cepat mengumpulkan tenaga juga menimbulkan rasa penasaran yang teramat dalam akan ada apa lagi kejutan kejutan yang dapat di berikan oleh gunung yang satu ini, satwa seperti apa yang akan di temui di perjalanan nantinya...? pertanyaan itu terus berputar putar di dalam kepala sehingga tak sabar rasanya untuk melanjutkan perjalanan.
Shalter 1 menuju Shalter 2
setelah merasa cukup meluangkan waktu untuk beristirahat kamiipun melanjutkan perjalanan kembali perjalanan menuju shalter 2 sendiri masih di dominasi oleh pepohonan ( vegetasi) yang sama dengan perjalanan dari shalter 1 sebelumnya hanya saja di shalter 2 ini sebagian track jalanya sudah memasuki kawasan hutan yang vegetasinya lumayan rapat dan mulai bisa di temukan tumbuhan tumbuhan lumut di sekitaran perjalanan. track jalan yang masih sama dengan medan sebelumnya membuat kami masih berjalan dengn santai dan tak terlihat terlalu kesulitan untuk melangkahkan kaki.
kurang lebih 30 menit perjalanan kami mulai merebahkan badan mencoba untuk menikmati beberapa snack makanan ringan yang kami bawa. di tempat kami istirahat ini terdapat sebatang kayu yang melintang ( tumbuh melintang) di rute jalan sehingga sangat mudah untuk memanjatnya, sambil menikmati makannan yang kami bawa ane mencoba untuk memanjat pohon tersebut dan melihat rahasia apa yang akan terungkap jika ane menaiki pohon tersebut. dan benar saja keindahan kebun kebun masyarakat terbentang dan terlihat jelas dari tempat ini, ingin rasanya untuk terus berada di sini dan menikmatnya, namun apa boleh buat kondisi cuaca di gunung itu tidak dapat di ramalkan yang tadinya cerah dan panas bisa tiba tiba mendung, benar saja 2 menit kemudian hujan gerimis mulai turun, sehingga kamipun bergegas untuk melanjutkan perjalanan.setelah selesai dari tempat kami berhenti sebelumnya kami mulai memasuki daerah dengan vegetasi pepohonan yang padat dan di tumbuhi oleh banyak lumut '' mungkin ini sebagian dari hutan lumut yang di ceritakan oleh para pendaki yang sudah menyusuri keindahan gunung sibuaten'' dan disini juga kita dapat menemui tumbuhan kantong semar, yang banyak terdapat di pinggir pinggir track perjalanan.lebat dan rapatnya vegetasi pepohonan yang ada tak menyulitkan niat kami untuk menikmati indahnya hutan lumut tersebut, walau tak jaarang kami terpeleset dan terjerembab, atau harus menunduk atau juga harus merangkak agar dapat berjalan. namun keindahan tempat ini sangat sulit untuk tidak di nikmati.
Perjalanan kammi pun terus berlanjut hingga tiba di suatu tempat yang beberapa bagian tumbuhanya terbakar, tak tau apa sebab dari kebakaran itu, namun ane ramalkan itu mungkin saja diakibatkan oleh sambaran petir, karna hanya satu meter di sekeliling pohon besar yang juga ikut terbakar. dan tak kami sadari ternyata kami sudah berada di shalter 2, kondisi shalter yang tertutup sehingga mengakibatkan kami sulit untuk mengetahui keberadaanya. di sini kami beristirahat sejenak. yah yang namanya shalter juga kan memang untuk tempat beristirahat walau di tempat sebelumnya ( di luar shalter) juga kita mengambil waktu untuk beristirahat, namun yang sudah di sediakan harus di gunakan bukan..? hehhe eheh eehe
Dari posisi Camp menuju Pilar
jam 06;00 pagi kamu mulai terbangun dan bergegas untuk mencapai puncak gunung sibuaten yang katanya ditandai dengan sebuah monumen ( pilar) perjalanan menuju pilar ini juga ternyata membutuhkan waktu 30 menit, untuk bisa sampai di sana, di temani udara dingin dan hujan gerimis yang tak kunjung hilang dari semalamanya menambah rasa dingin pagi itu, namun kami terus melanjutkan perjalanan walau jalanya masih sama saja melewati rute jalan yang becek dan berair kami terus melanjutkanya, sepanjang perjalanan kami melewati bentangan alam yang sangat indah, dari puncak kami dapat menikmati keindahan alam di 3 kabupaten yaitu kabupaten karo, dairi dan kabupaten simalungun. dan disini kita bisa menyadari kenapa sebagian besar pegunungan di sumatera di masukkan dan dinamai dengan gugusan pegunungan bukit barisan. karna memang letak gunungnya yang terlihat berbaris baris, layaknya kumpulan siswa atau tentara yang sedang berbaris untuk mengikuti kegiatan upacara. setelah puas menyusuri puncak gunung sibuatenn kami memutuskan untuk kembali ke posisi camp dan bersiap untuk mengisi perut dan setelahnya bergegas untuk turun kembali dan pulang ke rumah :)
setelah selesai makan pagi itu ( mengisi perut sumber tenaga) kami mulai melanjutkan kegiatan packing dan bersiap untuk turun kembali, dan jam 11:00 wib, kami memutuskan untuk turun menyusuri hutan perdu, hutan pandan, dan hutan lumut, hingga akhirnya pukul 17:00 kami sampai di pintu rimba dan melanjutkan perjalanan menuju kota kabanjahe setelah proses cek sampah di selesaikan di pos cadangan, dan kita sampai di kota kaban jahe jam 20:00 malam
setelah selesai dengan semua kegiatan di pintu rimba, kamu mulai pendakian menuju shalter 1, pendakian dari pintu rimba seniri menuju shalter satu masuh di dominasi oleh tumbuhan tumbuhan hutan yang menjulang tinggi menutupi track perjalanan, track rutenya sendiri sangatlah jelas, hal ini di karnakan banyaknya kegiatan masyarakat di area ini, mungkin masyarakat yang hamya sekedar mencari kayu bakar atau mencari rotan sehingga mengakibatkan kondisi jalanan setapaknya sangat jelas dan di beberapa bagian jalan juga di genangi oleh air hujan yang sebagian bercampur dengan tanah sehingga jalanan menjadi becek. dan juga mungkin diakibatkan karna kondisi tanah yang tertutup oleh lebatnya daun daun pohon dan juga bagian bagian tanah yang etrtutup oleh daun daun yang sudah tua yang berjatuhan, hal ini juga menurut ane sangat berpengaruh kepada kondisi jalanya, ya memang juga terlihat tidak adanya rumput rumputann yang tumbuh di permukaan tanah.seperti gunung gunung lainya perjalanan dari pintu rimba ( pendakian awal) itu biasanya sangat melelahkan karna pendakian awal memasuki kawasan hutan badan biasanya sedang beradaptasi dengan lingkungan dan juga masih sulit untuk mengatur nafas, sehingga mempengaruhi fisik kita, perjalanan kami teruskan dengan di temani oleh kicauan burung yang terdengar teramat merdu dan juga di temani oleh suara suara serangga hutan yang tak tau itu serangga yang seperti apa bentuknya. kurang lebih 1,5 jam berjalan kami mulai sampai di shalter dua. dan memutuskan untuk berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga.
Perjalanan pintu rimba, menuju shalter 1
Shalter 1 menuju Shalter 2
setelah merasa cukup meluangkan waktu untuk beristirahat kamiipun melanjutkan perjalanan kembali perjalanan menuju shalter 2 sendiri masih di dominasi oleh pepohonan ( vegetasi) yang sama dengan perjalanan dari shalter 1 sebelumnya hanya saja di shalter 2 ini sebagian track jalanya sudah memasuki kawasan hutan yang vegetasinya lumayan rapat dan mulai bisa di temukan tumbuhan tumbuhan lumut di sekitaran perjalanan. track jalan yang masih sama dengan medan sebelumnya membuat kami masih berjalan dengn santai dan tak terlihat terlalu kesulitan untuk melangkahkan kaki.
kurang lebih 30 menit perjalanan kami mulai merebahkan badan mencoba untuk menikmati beberapa snack makanan ringan yang kami bawa. di tempat kami istirahat ini terdapat sebatang kayu yang melintang ( tumbuh melintang) di rute jalan sehingga sangat mudah untuk memanjatnya, sambil menikmati makannan yang kami bawa ane mencoba untuk memanjat pohon tersebut dan melihat rahasia apa yang akan terungkap jika ane menaiki pohon tersebut. dan benar saja keindahan kebun kebun masyarakat terbentang dan terlihat jelas dari tempat ini, ingin rasanya untuk terus berada di sini dan menikmatnya, namun apa boleh buat kondisi cuaca di gunung itu tidak dapat di ramalkan yang tadinya cerah dan panas bisa tiba tiba mendung, benar saja 2 menit kemudian hujan gerimis mulai turun, sehingga kamipun bergegas untuk melanjutkan perjalanan.setelah selesai dari tempat kami berhenti sebelumnya kami mulai memasuki daerah dengan vegetasi pepohonan yang padat dan di tumbuhi oleh banyak lumut '' mungkin ini sebagian dari hutan lumut yang di ceritakan oleh para pendaki yang sudah menyusuri keindahan gunung sibuaten'' dan disini juga kita dapat menemui tumbuhan kantong semar, yang banyak terdapat di pinggir pinggir track perjalanan.lebat dan rapatnya vegetasi pepohonan yang ada tak menyulitkan niat kami untuk menikmati indahnya hutan lumut tersebut, walau tak jaarang kami terpeleset dan terjerembab, atau harus menunduk atau juga harus merangkak agar dapat berjalan. namun keindahan tempat ini sangat sulit untuk tidak di nikmati.
Perjalanan kammi pun terus berlanjut hingga tiba di suatu tempat yang beberapa bagian tumbuhanya terbakar, tak tau apa sebab dari kebakaran itu, namun ane ramalkan itu mungkin saja diakibatkan oleh sambaran petir, karna hanya satu meter di sekeliling pohon besar yang juga ikut terbakar. dan tak kami sadari ternyata kami sudah berada di shalter 2, kondisi shalter yang tertutup sehingga mengakibatkan kami sulit untuk mengetahui keberadaanya. di sini kami beristirahat sejenak. yah yang namanya shalter juga kan memang untuk tempat beristirahat walau di tempat sebelumnya ( di luar shalter) juga kita mengambil waktu untuk beristirahat, namun yang sudah di sediakan harus di gunakan bukan..? hehhe eheh eehe
Shalter 2 menuju Shalter 3
perjalanan kami lanjutkan kembali setelah selesai beristirahat di shalter 2 kami kembali melanjutkan perjalanan kali ini perjalanan kami di temani oleh hujan yang turun dan tidak terlalu lebat, dan juga jalanan berkubang, perjalanan menuju shalter 3 terbilang cukup melelahkan dan memakan banyak tenaga di samping pepohonan yang sangat rapat juga jalananya yang becek dan berair sehingga sangat menghambat untuk pergerakan kaki. dan di sebagian tempat juga kita harus berjalan sangat pelan harna kondisi jalananya yang curam, jalan setapak dengan di temani oleh sebelah kiri dan sebelah kanan jurang yang siap menyambut jika kita sampai lengah dan tidak konsentrasi dalam melangkahkan kaki, tapi di sini kami bertemu dengan 1 rombongan pendaki yang beranggotakan 8 orang, dan mereka sudah dalam perjalanan turun terlihat kondisi badan mereka yang sangat kelelahan ane mulai mikir '' ini di depan bakalan di sambut oleh track yang sangat curam dan sulit'' sehingga ane mulai membayangkan kemungkinan kemungkinan yang sangat bisa terjadi di depan nantinya sehingga ane memutuskan untuk jalan tidak terlalu cepat dan tidak juga lambat karna ane membayangkan bahwasanya nanti di depan sana ane bakalan membutuhkan tenaga yang ekstra untuk dapat melewatinya. sambil terus memacu menggerakkan kaki setapak demi setapak kami pun mulai berpapasann dengan para pendaki yang sukses menapaki puncak tersebut, terlihat wajah mereka yang sangat kelelahan sehingga sangat enggan rasanya untuk memberikan banyak pertanyaan, hanya sekedar tegur dan sapa dan sesekali melontarkan pertanyaan ''Shalter 3 masih jauh ga..?'' ''Kita dari mana nih..?" hanya pertanyaan yang seperti itu yang bisa ane lontarkan yah kasian juga si melihat kondisi mereka yang seperti korban perang hampir semua bagian badan mereka ber make up kan lumpur, heheh ehehh hehehe
30 menit berlalu dan kami masih terus memacu langkah untuk menuju puncak kami kembali bertemu dengan rombongan kedua yang hanya berjumlah 3 orang anggotanya seperti kami bukan..? juga berjumlah 3 orang namun yang berbeda dari kammi ya mereka cowo semuanya sehingga tak terlihat wajah mereka yang lesu, setelah berpapasan sangat dekat ternyata mereka ber tiga itu aadek adek kelas ane waktu di SMA dan setelah bertanya tanya merek juga bergegas untuk melanjutkan perjalanan.dan akhirnya kami menyadari dari penjelasan mereka jika shalter 3 sudah dekat yang di tanai oleh jalanan menurun dan lumayan terjal, namun ada sedikit hal yang aneh di sini dari kejauhan kami mendengar suara orang berteriak, sejenak kami berfikir kalau orang tersebut sudah sangat dekat, dan ane juga mencoba untuk menyahuti teriakan mereka, dan setelah itu suaranya berlahan hilang dan begiti seterusnya, hingga ane beserta rombongan bertemu dengan mereka kira kira 20 menit setelah kami mendengar suara teriakan mereka, dan yang terjadi sungguh sangat mencekam, mereka bertanya kepada kami tentang seorang dari rombongan mereka yang melanjutkan perjalanan sebelumnya lebih dulu dari mereka, dengan menggambarkan ciri ciri dari temanya tersebut kami mulai mengingat dan membayangkan dengan orang orang yang sudah kami lewati sebelumnya, dan kami menjawab jika kami belum ada berpapasan dengan orang seperti ciri ciri tersebut, dan yang membuat ane juga bingung bahwa saat tadi ada suara teriakan ane juga mendengar sahutan dari orang yang di cari tersebut, merek beranggotakan 7 orang dengan orang yang tidak terlihat lagi batang hidungnya tersebut, dan 4 dari mereka adalah perempuan. terlihat wajah wajah ketakutan dari perempuan emberani tersebut, dan ternyata mereka juga sudah kehabisan minuman hal ini ane sadari saat salah satu dari mereka bertanya akan minuman kepada ane, dan langsung aja ane memberikan sebagian minuman ane kepada mereka, dan setelah beristirahat sejenak mereka mulai memanggil nama temenya kembali dan bener sajasahutan, 2 orang cowo yang tersisa meminta kami untuk menemani sisa rombongan mereka yang semuanya wanita, dan ane memberikan nasehat kepada mereka karna ane juga bingung dengan suara sahutan tersebut yang tidak jelas, jika di dekatin suara tersebut hilang ntah kemana. ane memberikan sarran jika memasuki kawasan hutan jangan pernah memanggil nama, walau itu hanya untuk sekedar bercanda sekalipun, karna bisa saja ada orang orang hutan ( kami biasanya menyebutnya orang gunung) sesosok mahluk halus yang bisa menjelma menjadi orang yang kita kenal mulai dari suara atau semacamnya, mendengar penjelasan ane tersebut mereka malah ketakutan dan ane juga mulai bingung, karna amksud ane sebelumnya bukan untuk menakut nakuti mereka, hanya saja memberikan saran. benear saja suasana menjadi hening di saat ane berniat untuk memberikan saran mereka malah ketakutan, '' itu seperti ane menjelma menjadi orang yang paling jahat sedunia di mata mereka'' dan kita mulai mendengar teriakan dan sahutan dari rombongan mereka yang sedang melakukan pencarian tersebut, dan 20 menit kemudian mereka kembali dengan memapah teman mereka yang tersesat tersebut badan sempoyongan, muka pucat dan pakaian yang tak karuan menghiasi penampilan orang tersebut, kami alngsung memberikan dia minuman dan membiarkan dia untuk duduk.. detelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali di temani 2 orang rombongan tersebut karna si kawan yang tadi salah jalan ini meninggalkan semua perlengkapan yang dia bawa, mungkin dia kelelahan atau semacamnya perjalanan kami mulai berlanjut menuju shalter 3 yang tertinggal 20 menit perjalanan, medan yang sangat terjal dan licin sangat menyulitkan perjalanan kami tak jarang kami harus bergantungan pada akar akar pepohonan untuk bisa terus berjalan hal ini karna jalananya yang licin juga sangat terjal, dan akhirnya kami sampai di shalter 3.
Shalter 3 menuju Shalter 4
perjalanan dari shalter 3 langsung kami lanjutkan menuju shalter 4 hampir 20 menit perjalanan kami lewati dengan kondisi track yang sangat terjal dan sulit menyusuri tanjakan hingga kami sampai di track jalan yang mulai datar dan menurut penjelasan mereka ( 2 orang sisa rombongan sebelumnya) kalau teman mereka salah mengambil jalan di daerah datar tersebut, dan mereka memutuskan untuk menyusuri track yang tadinya di lalui oleh teman mereka dan meminta ane untuk menunggu sejenak di daerah datar tersebut, sambil menunggu rombongan ane yang juga tertinggal di belakang ane mengiayakn permintaan mereka, dan beberapa saat ane mununggu hingga akhirnya rombongan ane juga sampai di tempat tersebut dan ane meminta kepada rombongan ane untuk melanjutkan perjalanan saja nanti ane nyusul sendiri, yah namanya juga ane sudah di beri tanggung jawab dan kepercayaan dari rombongan ini sebelumnya.20 menit rombongan ane berlalu ane dan rombongan yang tadinya meminta ane untuk mereka menunggu juga sudah kembali dan ane memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kembali, mungkin diakibatkan track jalanya yang juga tak kalah sulit seperti saat mendekati shalter 3 sebelumnya ane tak ketinggalan jauh dari rombonagan ane.satu jam perjalanan melewati medan yang sulit dan licin, ane melihat jam di tangan ternyata sudah menunjukkan pukul 17:30 dan keberadaan shalter 4 yang dari tadi kami tunggu tunggu juga tak kunjung keliahatan, dan rasa rasanya ane mulai bosan untuk berjalan seakan berjalan tanpa tujuan hehehe hehe ehhe eheh . '' kondisinya ane mulai putus asa gan, ane ngerasa di PHPein oleh alam''' perjalanan ane kembali lanjutkan dengan rasa yang penasaran yang sangat besar akan keberadaan shalter 4 tersebut ane mulai melihat seperti besi yang berwarna hijau dan memiliki tulisan, SHALTER 4, ane lega di tambah dengan rasa khawatir, dan ane memutuskan untuk beristirahat menunggu rombongan yang tertinggal 10 menit di belakang, dan sambil menunggu ane mencoba untuk membuat api ya namanya juga dingin banget gan,mencari ranting ranting kering ane berhasil embuat api, namun hanya mampu bertahan 1 menit karna kondisinya juga sedang hujan walah gerimis namun cukup untuk membasahi badan, ane mencoba berteduh di bawah pepohonan yang terlapisi oleh lumut, ohh ia di shakter 4 ini juga banyak bagian bagian batang pohon yang di selimuti oeleh lumut, dan lumut yang ada juga lebih tebal dari sebelumnya sehingga menciptakan seperti ruangan di bawah pepohonan yang mampu untuk menampung 1 orang untuk berteduh di dalamnya setelah rombongan tiba dan sebelumnya kami sudah memutuskan untuk beristirahat, kira kira 5 menit kami melanjutkan perjalana kembali yang di temani oleh hari yang sudah semakin gelap.
Shalter 4 menuju Shalter 5
Dari shalter 4 kami melanjutkan perjalanan menuju shalter 5 yang kami sendiri tak tau keberadaanya dimana dan berapa lama waktu yang di butuhkan untuk sampai di sana juga berapa jaraknya juga tak ada diantara kami yang tau, jalanan yang becek dan tergenang dan vegetasi tumbuhan yang sangat rapat menambah kesulitan untuk melangkahkan kaki, tak jarang juga kami harus berhenti sejenak untuk memilih jalan yang harus di ambil karna di sini juaga selain pohon yang rapat di tumbuhi juga oleh tanaman pandan hutan yang berduri jadi mau tak mau harus berhati hati jika tak mau salah satu duri dari pohon atau daun pandan tersebut menembus kaki,hampir 1 jam berlalu dan ane terpisah dari rombongan karna sebelumnya ane memutuskan untuk berangkat duluan untuk mendirikan tenda yah setidaknya nanti jika rombongan sudah sampai di shalter 5 tenda sudah ane dirikan dan kita sudah bisa menikmati secangkir kofee panas dan juga sudah memakai baju ganti yang tak membuat kedinginan, namun di tengah medan yang sangat asing buat ane, ane mulai kebingungan karna ane merasa ini jalanya seolah memutar dan tak tau ujungnya kemana fikiran ane mulai kacau, karna selain gerimis kabut juga sudah mulai turun sehingga mengganggu pandangan mata, hampir 30 menit perjalanan ane terpisah dari rombongan hingga ane melewati jalan yang memiliki bagian lapang yang cukup untuk mmendirikan tenda, namun sangat becek sempat terfikir oleh nae untuk mendirikan tenda disini, namun beberapa pertimbangan yang terlintas di kepala ane menyurutkan niat tersebut. sehingga ane mulai melanjutkan kembali perjalanan ane, ane mulai keluar dari hutan semak yang sedari tadi menemani langkah ane, dan disini ane mulai bingung antara mau melanjutkan perjalanan atau menunggu rombongan atau menyusul mereka kembali, wajar saja kabut yang turun sangat tebal, sinar headlem yang berwarna kuning ( mampu menembus kabut) tak berarti apa apa di sini, angin yang kencang juga menambah suasana menjadi semakin mencekam, dan juga ane seperti lupa dimana arah barat dan dimana arah timur, sehingga ane hanya mampu berpasrah, aane berhenti sejenak dan mulai memikirkan apa yang akan dan harus ane lakukan setelahnya ane memutuskan untuk mencari tempat camp saja, dan mungkin tak harus melanjutkan perjalanan, dan akhirnya ane mencari cari tempat camp sambil meneriakkan isyarat suara yang sudah kita sepakati sebelumnya bersama rombongan, namun beberapa kali tak ada sahutan, dan ane terus mencari lokasi tempat untuk camp, hanya sejauh 100 meter ane berjalan kedepan teriakan ane ada sahutan, dan ini bukan berasal dari rombongan ane sebelumnya, hingga akhirnya ane memutuskan untuk mencari sumber suara tersebut, yang hanya berjarak 10 menit perjalanan dan bener saja ternyata satu rombongan yang lebih dulu melakukan pendakian, dan mereka juga ternyata baru saja sampai di puncak, tanpa ane sadari ternyata ane sudah berada di shalter 5, dan hanya berjarak 200 meter dari lokasi ane berhenti sebelumnyasetelah ane merasa lega, ane memutuskan untuk mendirikan tenda, 20 menit berlalu ane berhasil mendirikan tenda tersebut dan ane mulai memasukkan badan ane dan carrier ane ke dalam tenda sambil menunggu rombongan ane tersebut 30 menit setelahnya rombongan ane juga sampai, yang tadinya ane di selimuti rasa was was ane mulai lega setelah mendapati rombongan ane juga sampai di puncak.
Setelah rombongan sampai di puncak kami mulai bergantian untuk masuk ke dalam tenda untuk berganti pakaian yang tadinya basah, dan juga di bantu oleh rombongan kami mulai membentangkan fly seet untuk menahan derasnya hujan agar tidak langsung mengenai tenda, setelah itu semuanya selesai kamu mulai menyiapkan makanan untuk di santap malam itu, bercerita setelah makan kamu juga langsung istirahat untuk menghilangkan rasa capek yang dari tadi menemani, tak sadar kami semuanya tertidur pulas dan terbangun besok paginya.
Dari posisi Camp menuju Pilar
jam 06;00 pagi kamu mulai terbangun dan bergegas untuk mencapai puncak gunung sibuaten yang katanya ditandai dengan sebuah monumen ( pilar) perjalanan menuju pilar ini juga ternyata membutuhkan waktu 30 menit, untuk bisa sampai di sana, di temani udara dingin dan hujan gerimis yang tak kunjung hilang dari semalamanya menambah rasa dingin pagi itu, namun kami terus melanjutkan perjalanan walau jalanya masih sama saja melewati rute jalan yang becek dan berair kami terus melanjutkanya, sepanjang perjalanan kami melewati bentangan alam yang sangat indah, dari puncak kami dapat menikmati keindahan alam di 3 kabupaten yaitu kabupaten karo, dairi dan kabupaten simalungun. dan disini kita bisa menyadari kenapa sebagian besar pegunungan di sumatera di masukkan dan dinamai dengan gugusan pegunungan bukit barisan. karna memang letak gunungnya yang terlihat berbaris baris, layaknya kumpulan siswa atau tentara yang sedang berbaris untuk mengikuti kegiatan upacara. setelah puas menyusuri puncak gunung sibuatenn kami memutuskan untuk kembali ke posisi camp dan bersiap untuk mengisi perut dan setelahnya bergegas untuk turun kembali dan pulang ke rumah :)
Salam Lestari.....!!
"jaga dan pelihara keindahanya untuk anak cucu kita kelak"
di Pilar gunung sibuaten
berpose dengan logo ( banner) pandan adventur
Menu makan Di pagi hari apa adanya namun sangat nikmat rasanya
setelah selesai makan pagi itu ( mengisi perut sumber tenaga) kami mulai melanjutkan kegiatan packing dan bersiap untuk turun kembali, dan jam 11:00 wib, kami memutuskan untuk turun menyusuri hutan perdu, hutan pandan, dan hutan lumut, hingga akhirnya pukul 17:00 kami sampai di pintu rimba dan melanjutkan perjalanan menuju kota kabanjahe setelah proses cek sampah di selesaikan di pos cadangan, dan kita sampai di kota kaban jahe jam 20:00 malam
Perjalanan turun
senyum bangga setelah berhasil menapakkan kaki du puncak si buaten, dan setelah berhasil menikmati keindahann sang Pencipta di bumi Ibu Pertiwi
Shalter 5 yang sebelumnya hampir membuat ane setres tak karuan :)
No comments:
Post a Comment